Syeikh DR. Nashir bin Abdulkarim al-Aql hafizhahullâhu pernah menyatakan dalam kitab al-Khawârij, Awwal al-Firqah Fi Târîkh al-Islâm, hlm. 12,
“Sebagian orang kadang tidak mengetahui bahwa Khawârij dan Syî’ah dulu munculnya pada satu waktu dan dari satu sumber, namun banyak dari pokok ajarannya dan visinya yang berbeda. Oleh karena keduanya ada kesamaan dalam beberapa hal dan berbeda dalan banyak hal lainnya“.
DUA BELAS PERBEDAAN KHAWARIJ DAN SYI’AH
Mereka berbeda dalam banyak perkara, diantaranya :
1). Syi’ah bersikap melampaui batas pada ahli bait dan mengkultuskan mereka, sementara Khawârij pada zaman permulaan membenci ahli bait dan melakukan permusuhan terhadap mereka. Oleh karenanya dinamakan an-Nâshibah.
2). Syi’ah bersandar pada kedustaan dalam riwayat dan menerima sumber dasar agama dan berdusta atas musuh dan diri mereka sendiri.
Sedangkan Khawârij tidak berdusta dalam agama, riwayat dan atas musuh mereka. Karena mereka meyakini dusta termasuk dosa besar yang menyebabkan kekufuran. Namun kebodohan mereka mengantarnya mengikuti hawa nafsu.
3). Khawârij menampakkan pernyataan, aqidah dan sikap mereka sedangkan Syî’ah menyembunyikan aqidah mereka dan beragama dengan taqiyah (nifaq) selama mereka berada diantara kaum Muslimin.
4). Seringnya, Khawârij mengharuskan diri mereka memerangi orang-orang yang menyelisihi mereka.
Sedangkan Syi’ah umumnya mereka tidak berperang kecuali bersama imam dari para imam yang mereka yakini ma’shûm (terjaga dari semua kesalahan) dan menyifati mereka dengan sifat-sifat yang seharusnya hanya layak untuk Allah Azza wa Jalla, misalnya meyakini bahwa para imam mereka mengetahui hal-halyang ghaib serta memiliki kekuasaan mengatur aktifitas alam serta bisa mengatur nasib hamba dan hati-hati mereka.
Juga meyakini bahwa imam mereka berhak membuat syari’at yang tidak berasal dari Allah Azza wa Jalla. Namun meskipun demikian, mereka sangat pro aktif dalam setiap fitnah yang merugikan kaum Muslimin.
5). Mayoritas Khawârij dari orang Arab dan orang yang kasar dan keras tabiatnya, sementara mayoritas Syi’ah dari Ajam (non Arab).
6). Tabiat Syî’ah adalah khianat, menipu dan melakukan tipu muslihat tersembunyi dalam menghadapi musuh-musuh mereka (ahlus sunnah).
Sedangkan Khawârij sebaliknya, mereka terang-terangan dan menampakkan serta menyampaikan sikap berlepas diri dari musuh-musuhnya. Juga mengumumkan konsep dasar dam sikap mereka terhadap orang lain, namun dengan kasar dan keras.
7). Khawârij sulit dipimpin dan tidak akan menyerah kepada seorangpun.
Sedangkan Syî’ah adalah orang yang taat buta, mengikuti semua yang ada dan semua yang mengusung propaganda dan klaim mencintai ahlul bait dan mengkultuskan mereka serta membela mereka. Kadang yang diikuti itu seorang zindiq. Oleh karena itu, para dajjal-dajjal pesdusta dan orang-orang yang mengaku nabi, ahli fujur serta fuhsy berasal dari mereka.
8). Khawârij mengambil zhahir nash-nash syariat tanpa fikih dan tidak menggunakan dalâlah mafhum (kandungan yang terpahami) dan tidak menggunakan kaedah-kaedah istidlâl (menggunakan dalil) juga tidak menggunakan metode mengkompromikan antara dalil (jika ada dalil yang seakan berlawanan-red), bahkan mereka menganggap pemahaman Ulama tidak penting. Oleh karena itu mereka mengedepankan rasa takut dan nash-nash yang berisi ancaman dan mengabaikan nash-nash yang berisi janji dan harapan.
Ini berbeda dengan Syî’ah, mereka adalah orang yang banyak mentakwil dan membuang nash-nash syariat dan tidak mengambil pemahaman nash berdasarkan bahasa juga syariat. Mereka menafsirkannya sesuai hawa nafsunya berdasarkan metode bathin (hati) dan rumus-rumus serta isyarat. Juga mengikuti para tokoh mereka secara membabi buta dan meyakini mereka ma’shûm.
9). Khawârij tidak ada orang zindiq dan munafiknya. Sedangkan rafidhah banyak pada mereka zindiq dan munafik.
Oleh karena itu mereka pecah menjadi madzhab batiniyah dan ilhad dan banyak diantara mereka yang mengaku Nabi atau mengaku sebagai Mahdi. Orang yang meneliti sejarah akan mendapatkan kebanyakan madzhab dan sekte yang busuk dan rusak menganut ajaran Rafidhah dan syi’ah ini.
10). Sumber hukum milik Khawârij lebih selamat dari sumber hukum rafidhah.
Khawârij mengikuti al-Qur`an menurut pemahaman mereka –walaupun salah-. Sedangkan Rafidhah menerima ajaran agama dari orang yang mereka namakan al-ma’shûm dari imam mereka dan berdusta atas para imam dan selain mereka, bahkan berdusta atas nama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian membenarkan kedustaan tersebut setelahnya.
11). Pokok ajaran Rafidhah tegak diatas kebidahan, perkara baru dan kesyirikan dalam aqidah dan ibadah serta banyak dari hukum-hukumnya.
Sedangkan Khawârij sedikit pada mereka kebid’ahan syirik dan kebid’ahan dalam ibadah serta penyembahan kubur dan shufiyah.
12). Kesimpulannya, Rafidhah sepanjang sejarah lebih memberikan madharat dan lebih besar tipu dayanya terhadap kaum Muslimin serta lebih besar permusuhannya kepada Allâh, agama dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kaum Mukminin.
Kemudian Khawârij adalah dari sisi keyakinan wajibnya memberontak (revolusi berdarah) dan mengamalkannya serta pengkafiran kaum Muslimin dan melebihi khawarij dengan tambahan pada ajaran inti merea yang batil yang menjadi kekhususan mereka, seperti imâmah, taqiyah, rafdh dan nifaq.
***
Selanjutnya : 7 Persamaan Khawarij & Syi’ah
Selengkapnya dalam sumber : https://abuzahrahanifa.wordpress.com/2020/09/09/membandingkan-syiah-khawarij/
Ping balik: 7 Persamaan Khawarij & Syi’ah | Abu Zahra Hanifa