Bercerita tentang figur sahabat memang tiada bosan. Kepahlawanan, kedermawanan, kesabaran, kegigihan, zuhud adalah untaian permata yang selalu bisa dipungut berbagai faedah darinya. Kaum yang telah mendapat ridha dari Allah dari atas langit ketujuh. Sungguh amat pantas untuk kita berusaha mengambil teladan dari mereka.
Salah satu tokoh karismatik dari kalangan sahabat kali ini adalah seorang Anshar yang bernama Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu.
Bak kemuliaan raja-raja di atas singgasana, mereka hendak muliakan kalimat Rabbnya. Di antara mereka, seorang wanita menyimpan sebuah asa. Bukanlah dunia yang dia inginkan, melainkan menggapai ketinggian di sisi Rabbnya.
Tak ubahnya seperti saudari kandungnya, Ummu Sulaim bintu Milhan, dia pun seorang wanita yang begitu mendambakan kemuliaan. Dia begitu dimuliakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengunjunginya, tidur siang di rumahnya[1], dan mendoakannya agar meraih kesyahidan.
Abu Zahra Hanifa 