Mendekati usia 40 tahun, dalam masa kematangan, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam mulai lebih banyak memikirkan hakekat kehidupan, beliau banyak memikirkan kondisi masyarakat di sekitarnya yang menjadi penyembah berhala dan bergelimang dalam hawa nafsu.
Beliau melihat berbagai macam kepercayaan yang tumbuh di sekelilingnya—ada kepercayaan musyrikin, Hanifiyah, Yahudi, Nasrani, dan lain-lain—tapi beliau tidak mengetahui mana yang harus dipilihnya karena masing-masing kepercayaan itu berada dalam kondisi yang tidak menentu.