Kumpulan Artikel Seputar Syubhat & Bantahannya

Di tengah gelombang kebid’ahan dan kesyirikan yang menerpa umat sekarang ini. Di saat kebingungan dan ketimpangan semakin membelit kaum mudanya. Ahlul ahwa’ (para pengikut hawa-nafsu) tidak henti-hentinya melontarkan kerancuan dan keraguan.

Bahkan tidak jarang melemparkan tuduhan serta fitnah yang tidak berdasar ke tengah-tengah umat terhadap kemulian dakwah Sunnah yang penuh barakah ini dan para dainya. Semua itu ibarat riak-riak kecil, bila tidak segera ditepis akan menjadi gelombang ganas yang membahayakan lagi mengkhawatirkan [*].

Baca lebih lanjut

Kumpulan Artikel Seputar Sunnah & Bid’ah

Kedudukan As-Sunnah dalam pembinaan hukum Islam dan pengaruhnya dalam kehidupan kaum Muslimin dimulai dari masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Shahabatnya, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in sampai zaman sekarang ini dan sampai hari Kiamat merupakan suatu kenyataan yang diterima sebagai kebenaran yang pasti dan tidak perlu dibuktikan lagi serta tidak dapat diragukan.

Barangsiapa yang menela’ah Al-Qur-an dan As-Sunnah, niscaya akan menemukan besarnya pengaruh As-Sunnah dalam pembinaan syari’at Islam dan keagungan serta keabadiannya yang tidak mungkin diingkari oleh pakar-pakar yang mengerti masalah ini.

Baca lebih lanjut

Kesempurnaan Islam dan Bahaya Bid’ah (2/2)

Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin.

BEBERAPA PERTANYAAN DAN JAWABANNYA

Mungkin ada di antara pembaca yang bertanya :

“Bagaimanakah pendapat anda tentang perkataan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu setelah memerintahkan kepada Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad-Dari agar mengimami orang-orang di bulan Ramadhan. Ketika keluar mendapatkan para jama’ah sedang berkumpul dengan imam mereka, beliau berkata : “inilah sebaik-baik bid’ah …. dst”. Baca lebih lanjut

Kesempurnaan Islam dan Bahaya Bid’ah (1/2)

Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

PENDAHULUAN

Segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita memujinya, memohon ma’unah dan maghfirah-Nya, bertaubat dan berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkannya maka tiada yang dapat menunjukinya.

Aku bersaksi bahwa Tuhan yang berhak di sembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus Allah dengan membawa petunjuk dan agama yang haq. Beliaupun telah menyampaikan risalah, melaksanakan amanah, tulus dan kasih kepada umat, serta berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya sampai beliau berpulang ke rahmat-Nya, sedang umatnya beliau tinggalkan pada jalan yang terang benderang, siapa yang menyimpang darinya pasti binasa. Baca lebih lanjut

Hubungan Makna Bid’ah Menurut Bahasa & Syariat

Oleh Muhammad bin Husain Al-Jizani.

Komparasi Makna Bid’ah Secara Lughawi dan Syar’i Ini bisa diketahui dari dua sisi, yaitu:

[1]. Pengertian bid’ah dalam kacamata bahasa (lughah) lebih umum dibanding makna syar’inya. Antara dua makna ini ada keumuman dan kekhususan yang mutlak, karena setiap bid’ah syar’iyyah masuk dalam pengertian bid’ah lughawiyyah, namun tidak sebaliknya, karena sesungguhnya sebagian bid’ah lughawiyyah seperti penemuan atau pengada-adaan yang sifatnya materi tidak termasuk dalam pengertian bid’ah secara syari’at [Lihat Iqhtidlaush Shirathil Mustaqim 2/590]. Baca lebih lanjut

Pengertian Bid’ah Menurut Syariat

Oleh Muhammad bin Husain Al-Jizani.

Banyak sekali hadits-hadits nabawi yang mengisyaratkan makna syar’i dari kata bid’ah, di antaranya:

[1]. Hadits Al Irbadh Ibnu Sariyah, di dalam hadits ini ada perkataan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Jauhilah hal-hal yang baru (muhdatsat), karena setiap yang baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.” [Dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya dan teksnya milik Abu Dawud 4/201 no. 4608, Rmu Majah 1/15 No. 42, At-Tirmidzi 5/44 no. 2676 dan beliau berkata bahwa ini hadits hasan shahih dan hadits ini dishahihkan oleh Al Albaniy dalam Dhilaalul Jannah fii Takhriijissunnah karya lbnu Abi Ashim: no. 27]. Baca lebih lanjut

Hubungan Antara Bid’ah & Sunnah

Oleh Muhammad bin Husain Al-Jizani.

Pengertian lafazh sunnah dan bid’ah tidak jauh berbeda bila ditinjau dari segi lughawi (bahasa) dan syar’i. Berikut penjelasannya.

[1]. Ditinjau Dari Makna Lughawi.

Sunnah menurut bahasa berarti juga bid’ah, karena sunnah secara bahasa berarti ath-thariqah (jalan), apakah itu baik ataupun buruk. Oleh sebab itu setiap orang yang memulai suatu hal yang pada akhirnya dilakukan oleh banyak orang sesudahnya, maka hal itu disebut sunnah. [Lihat Al-Mishbah Al-Munir 292]. Baca lebih lanjut

Syubhat Pendukung Bid’ah Hasanah (6) : Sebagian Sahabat Telah Melakukan Perbuatan Bid’ah

Diantara syubhat yang dijadikan dalih oleh para pendukung bid’ah hasanah adalah pernyataan mereka bahwa sebagian sahabat telah melakukan perbuatan-perbuatan ibadah yang bid’ah yang tidak ada dalil khusus yang menunjukkan akan hal tersebut, akan tetapi ternyata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkarinya.

Contoh akan hal ini diantaranya :

Pertama :

Kisah Khubaib radhiallahu ‘anhu yang sholat dua raka’at sebelum terbunuh, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam shahihnya. Baca lebih lanjut

Syubhat Pendukung Bid’ah Hasanah (5) : Pengumpulan Al Qur’an oleh Para Sahabat

Diantara dalih yang sering disampaikan oleh para pendukung syubhat hasanah adalah pengumpulan al-Qur’an yang dilakukan oleh para sahabat setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentunya pengumpulan al-Qur’an tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa hidup beliau, maka apa yang dilakukan oleh para sahabat merupakan bid’ah hasanah.

SANGGAHAN :

Sebelum kita menyanggah syubhat ini, ada baiknya kita membaca cerita tentang pengumpulan al-Qur’an ini secara lengkap sebagaimana dituturkan oleh sahabat yang mulia Zaid bin Tsaabit radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Baca lebih lanjut

Syubhat Pendukung Bid’ah Hasanah (4) : Apa saja yang Dipandang Baik oleh Kaum Muslimin maka Disisi Allah juga Merupakan Kebaikan

Diantara dalil yang digunakan oleh para pendukung bid’ah hasanah adalah sebuah atsar yang diakui sebagai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

مَا رَآهُ الْمُسْلِمُوْنَ حَسَناً؛ فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَآهُ الْمُسْلِمُوْنَ سَيِّئاً؛ فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ

Apa saja yang dipandang kaum muslimin merupakan kebaikan maka ia di sisi Allah juga merupakan kebaikan. Dan apa saja yang dipandang kaum muslimin merupakan keburukan maka ia di sisi Allah juga merupakan keburukan” (HR Ahmad).

Karenanya jika kaum muslimin memandang suatu bid’ah baik maka ia juga baik di sisi Allah. Baca lebih lanjut