Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh Ketika Iqomat

Pertanyaan:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Saya pernah mendengar bahwa Rasul –shallallahu alaihi wasallam- tidak pernah meninggalkan shalat  2 rakaat qabliyah shubuh… Bagaimana menjalankan sunnah ini, bila saya telat datang ke masjid, sehingga mu’adzin mengumandangkan iqamat?!

Syukran. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Baca lebih lanjut

Keutamaan Shalat Sunnah Sebelum Shubuh

Shalat sunnah qobliyah shubuh atau shalat sunnah Fajar yaitu dua raka’at sebelum pelaksanaan shalat Shubuh adalah di antara shalat rawatib. Yang dimaksud shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dirutinkan sebelum atau sesudah shalat wajib. Shalat yang satu ini punya keutamaan yang besar, sampai-sampai ketika safar pun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus menjaganya. Bahkan ada keutamaan besar lainnya yang akan kita temukan.

Dalam Shahih Muslim telah disebutkan mengenai keutamaan shalat ini dalam beberapa hadits, juga dijelaskan anjuran menjaganya, begitu pula diterangkan mengenai ringkasnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam melakukan shalat tersebut.

Baca lebih lanjut

Keutamaan Shalat Qabliyah Shubuh

Pertanyaan : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apakah fadhilahnya (keutamaan) shalat 2 rakaat qabliyah shubuh? Dan jika seseorang tidak sempat melaksanakan shalat qabliyah shubuh, bolehkah mengqadhanya dan dilakukan setelah selesai shalat shubuh langsung, padahal itu adalah waktu dilarang untuk shalat?

Kami sampaikan terima kasih atas jawabannya.

Baca lebih lanjut

Apakah Shalat Sunnah Rawatib Qabliyah Subuh, Sama dengan Shalat Sunnat Fajar ?

Pertanyaan:

Apakah shalat sunah rawatib qabliyah subuh sama dengan salat sunah fajar?

Jawaban:

Ya, sama. “Rawatib” adalah bentuk jamak dari kata “ratibah“, yang artinya ‘tetap, terus-menerus’. “Qabliyah” artinya ‘sebelum’. “Salat sunah rawatib qabliyah subuh” merupakan istilah dari para ulama, yang artinya, ‘salat sunah yang tetap dilakukan sebelum subuh’. Karena salat ini dilakukan pada waktu fajar, yaitu setelah azan subuh dan sebelum iqamat subuh, maka dia dinamakan “salat sunah fajar”.

Baca lebih lanjut

Adakah Shalat Sunnah Qabliyah Maghrib ?

Adakah shalat qabliyah maghrib? Ada sebagian masjid ketika maghrib, adzan langsung iqamah. Alasannya, karena tidak ada qabliyah maghrib. Apa benar?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Ulama berbeda pendapat apakah ada anjuran shalat qabiyah maghrib ataukah tidak dianjurkan. Ada 3 pendapat dalam masalah ini,

Baca lebih lanjut

Shalat Sunnah Rawatib di Waktu Dzuhur

Sudahkah kita rutin melakukan shalat rawatib Zhuhur ini?

Dari Abdullah bin As-Saib, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa menunaikan shalat 4 rakaat setelah waktu zawal (matahari bergeser ke barat), sebelum shalat zhuhur (dilaksanakan). Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهَا سَاعَةٌ تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِى فِيهَا عَمَلٌ صَالِحٌ

Ini adalah waktu dibukakannya pintu langit. Aku suka jika amalan shalihku naik pada saat itu.” (HR. Tirmidzi, no. 478 dan Ahmad, 5: 418. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini).

Baca lebih lanjut

Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Rawatib

Pertanyaan:

Berilah jawaban pada kami, shalat sunnah zhuhur qobliyah atau ba’diyah, apakah dua atau empat raka’at?

Jawaban:

Telah shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengerjakan shalat rawatib sehari semalam sebanyak sepuluh raka’at dan selalu beliau rutinkan, yaitu: dua raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at setelah Zhuhur, dua raka’at setelah Maghrib, dua raka’at setelah Isya’ dan dua raka’at sebelum Shubuh, sebagaimana diriwayatakan oleh Bukhari-Muslim dalam kedua kitab shahihnya dari hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Baca lebih lanjut

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” [1].

Baca lebih lanjut

Merutinkan Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu. Shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah. Sedangkan sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah ba’diyah.

Di antara tujuan disyari’atkannya shalat sunnah qobliyah adalah agar jiwa memiliki persiapan sebelum melaksanakan shalat wajib. Perlu dipersiapkan seperti ini karena sebelumnya jiwa telah disibukkan dengan berbagai urusan dunia. Agar jiwa tidak lalai dan siap, maka ada shalat sunnah qobliyah lebih dulu.

Baca lebih lanjut

Tuntunan Shalat Sunnah Rawatib

Sesungguhnya diantara hikmah dan rahmat Allah atas hambanya adalah disyariatkannya At-tathowwu’ (ibadah tambahan). Dan dijadikan pada ibadah wajib diiringi dengan adanya at-tathowwu’ dari jenis ibadah yang serupa. Hal itu dikarenakan untuk melengkapi kekurangan yang terdapat pada ibadah wajib.

Dan sesungguhnya at-tathowwu’ (ibadah sunnah) di dalam ibadah sholat yang paling utama adalah sunnah rawatib. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengerjakannya dan tidak pernah sekalipun meninggalkannya dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh).

Baca lebih lanjut