Nasehat Salman Kepada Abu Darda radhiyallahu ‘anhu

Salman telah dipersaudarakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Abu Darda’.

Suatu nasehat berharga yang disampaikan Salman pada Abu Darda’ dan wejangan ini diiyakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah supaya Abu Darda’ tidak hanya sibuk ibadah, sampai lupa istirahat dan melupakan keluarganya.

Baca lebih lanjut

Mengenal Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu

Salman al Farisi adalah salah seorang sahabat Nabi shalallahu alahi wasallm yang berasal dari Persia. Salman sengaja meninggalkan kampung halamannya untuk mencari cahaya kebenaran.

Kegigihannya berbuah hidayah Allah dan pertemuan dengan Nabi Muhammad saw di kota Madinah. Beliau terkenal dengan kecerdikannya dalam mengusulkan penggalian parit di sekeliling kota Madinah ketika kaum kafir Quraisy Mekah bersama pasukan sekutunya datang menyerbu dalam perang Khandaq.

Baca lebih lanjut

Pengembaraan Salman Al Farisi Memeluk Islam

Salman al Farisi, adalah seorang lelaki Persia dari Negeri Ashfahan. Ia sangat total dengan ajaran Majusiah, sampai bertugas sebagai penjaga sulutan api, yang selalu menyalakannya, tidak membiarkannya padam meskipun sejenak.

Orang tuanya seorang kepala distrik, mempunyai ladang yang luas. Suatu hari, lantaran kesibukannya, sang ayah berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, aku sedang sibuk membangun tempat ini hari ini, hingga tak sempat memeriksa ladang. Pergilah engkau dan lihat”.

Baca lebih lanjut

Masuk Islamnya Salman Al Farisi

Dari Abdullah bin Abbas Radhiallaahu ‘anhu berkata,

“Salman al-Farisi menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Dia berkata, ‘Aku seorang lelaki Persia dari Isfahan, warga suatu desa bernama Jai. Ayahku adalah seorang tokoh masyarakat yang mengerti pertanian. Aku sendiri yang paling disayangi ayahku dari semua makhluk Allah. Karena sangat sayangnya aku tidak diperbolehkan keluar rumahnya, aku diminta senantiasa berada di samping perapian, aku seperti seorang budak saja.

Baca lebih lanjut

Profil Sang Ahli Hikmah, Abu Darda radhiyallahu ‘anhu

Abu Darda radiallahu ‘anhu. Seorang sahabat Anshar dari kabilah Khazraj. Ia termasuk orang Anshar yang paling terakhir memeluk Islam. Tapi, ia malah terkenal menjadi seorang yang paling berilmu di tengah kaumnya. Paling fakih. Dan paling banyak hikmah dalam ucapannya. Ia wafat tahun 32 H.

Silsilah Nasab dan Keislamannya

Abu Darda adalah seorang pedagang, kesatria, dan seorang yang bijaksana. Namanya adalah Uwaimir bin Zaid bin Qais al-Anshari al-Khazraji. Namun kunyahnya, Abu Darda, lebih dikenal dari nama aslinya. Meskipun namanya cukup tenar di antara para sahabat nabi, tapi ternyata ia termasuk orang Anshar terakhir yang memeluk Islam.

Baca lebih lanjut

Mengenal Abu Darda radhiyallahu ‘anhu

Kisah Keislaman beliau

Sahabat yang mulia ini bernama Uwaimir bin Malik Al-Khozraji. Sebelum hidayah Islam menembus hatinya Abu Darda’ memiliki berhala yang senantiasa diagungkan serta dilumuri dengan minyak wangi yang termahal dan diberi baju dari kain sutera.

Beliau memiliki sahabat bernama Abdullah bin Rawahah yang terlebih dahulu memeluk Islam. Tanpa kenal lelah lelaki ini berupaya mengentaskan Abu Darda’ dari lembah kesyirikan.

Baca lebih lanjut

Abu Darda, Sahabat Yang Zuhud & Taat Beribadah

Nama beliau adalah Uwaimir bin Amir bin Mâlik bin Zaid bin Qais bin Umayyah bin Amir bin Adi bin Ka`b bin Khazraj bin al-Harits bin Khazraj.

Ada yang berpendapat, namanya adalah Amir bin Mâlik, sedangkan Uwaimir adalah julukannya. Ibunya bernama Mahabbah binti Wâqid bin Amir bin Ithnâbah. Beliau termasuk Sahabat yang akhir masuk Islam.

Baca lebih lanjut

Perang Khandaq (1) : Pemicu Perang & Persiapan Kaum Muslimin

Menurut pendapat jumhur Ulama, perang Khandaq terjadi pada bulan Syawwal tahun lima hijriyah dan sebagian Ulama yang lain menyebutkan bahwa peperangan ini berkecamuk pada bulan Syawwal tahun keempat hijriyah.

Al-Baihaqi memandang bahwa pada dasarnya kedua pendapat ini tidak beda. Karena yang berpendapat perang ini terjadi pada tahun ke-4 maksudnya empat tahun setelah Rasûlullâh hijrah ke Madinah dan sebelum tahun ke-5 berakhir [1].

Baca lebih lanjut