Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu

Nama lengkapnya adalah Ka’ab bin Malik bin Amru al-Anshari al-Khazraji. Ia di gelari orang Abu Abdulllah atau Abu Abdurrahman. Pernah mengikuti bai’atu aqabah dan perang uhud.

Ia adalah seorang penyair di zaman Jahiliah. Ayahnya, Malik bin Abi Ka’ab Ibnul-Qayin, seorang pahlawan terkenal dalam peperangan antara Aus dan Khazraj, yang terjadi sebelum zaman Islam.

Baca lebih lanjut

Perang Tabuk (4) : Pelajaran Dari Kisah Perang Tabuk

LARANGAN MASUK PADA TEMPAT TINGGAL KAUM YANG DIADZAB

Imam Ahmad meriwayatkan dari jalan Abdulah bin Umar dari Nafi’[1]:

نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ عَامَ تَبُوكَ الْحِجْرَ عِنْدَ بُيُوتِ ثَمُودَ ، فَاسْتَقَى النَّاسُ مِنَ الْآبَارِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا ثَمُودُ ، فَعَجَنُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ بِاللَّحْمِ ، فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْرَقُوا الْقُدُورَ ، وَعَلَفُوا الْعَجِينَ الْإِبِلَ ، ثُمَّ ارْتَحَلَ بِهِمْ حَتَّى نَزَلَ بِهِمْ عَلَى الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا النَّاقَةُ ، وَنَهَاهُمْ أَنْ يَدْخُلُوا عَلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ عُذِّبُوا فَقَالَ : إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba pada tahun terjadinya perang Tabuk di Hijr; tempat tinggal Tsamud (kaum Nabi Shalih Alaihissallam), kaum Muslim mengambil air minum dari sumur-sumur air minum kaum Tsamud.

Baca lebih lanjut

Perang Tabuk (3) : Kisah Taubat Tiga Sahabat Yang Tidak Ikut Dalam Perang Tabuk

Setelah menempuh perjalanan panjang dan lama dari Tabûk, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasukan kaum Muslimin tiba di Madinah. Setibanya di Madinah, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki masjid lalu shalat dua rakaat. Demikianlah kebiasaan beliau setelah melakukan perjalanan jauh.

Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dan orang-orang yang tidak ikut dalam perang Tabûk mulai berdatangan menemui Beliau sambil menjelaskan alasan mereka tidak ikut dalam perang Tabûk.

Baca lebih lanjut

Perang Tabuk (2) : Sikap Kaum Mukminin & Kaum Munafik Dalam Perang Tabuk

Ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeluarkan perintah berperang dan berinfaq untuk mempersiapkan pasukan perang Tabuk, maka tampak dua sikap yang berbeda dari dua golongan yang berbeda pula, dari orang-orang beriman yang taat kepada Allâh dan Rasul-Nya dan satu lagi dari yang munafiq yang senantiasa menyelisihi Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.

SIKAP ORANG-ORANG MUNAFIK

Baca lebih lanjut

Perang Tabuk (1) : Persiapan Perang

PERANG TABUK ATAU AL-‘USRAH [1]

Mengapa dinamakan perang Tabuk atau Al Usrah? Imam Muslim[2] meriwayatkan perjalanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya yang sedang menuju Tabûk.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (57) : Perang Hunain

Setelah kota Mekah takluk di tangan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ternyata masih ada sejumlah kabilah Arab yang belum menyerah, seperti Bani Tsaqîf, Hawazin, dan sejumlah kabilah lainnya. Semua kabilah tadi akhirnya bersatu untuk melawan kaum Muslimin, sembari mengerahkan anak-anak, kaum wanita, dan harta benda mereka.

Begitu mendengar gerakan mereka, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengutus Abdullah bin Abi Hadrad al- Aslami untuk klarifikasi berita tersebut.[1].

Baca lebih lanjut

Perang Hunain (2) : Persiapan Kaum Muslimin & Jalannya Pertempuran

Rasulullah -shalalalhu alaihi wasallm- berangkat dari Makkah pada hari Sabtu di bulan Syawwal tahun ke delapan hijrah.

Menyusun Barisan Muslimin

Setelah mendekati wilayah pertahanan musuh, Rasulullah mulai menyusun barisan para sahabatnya dan menyerahkan bendera kepada beberapa orang Muhajirin dan Anshar :

Baca lebih lanjut

Perang Hunain (1) : Sebab Peperangan

Dengan dibebaskannya kota Makkah, jatuhlah sudah kerajaan berhala di ranah Hijaz. Bangsa ‘Arab mulai tunduk kepada Islam, dan mereka berduyun-duyun masuk ke dalamnya. Suku Hawazin yang mendengar peristiwa itu, merasa khawatir Rasulullah n akan mengerahkan pasukan kepada mereka. Mereka pun bersatu untuk menyerang beliau.

Peristiwa ini pun meletus di Hunain, sebuah lembah yang terletak antara Makkah dan Thaif, pada bulan Syawwal tahun ke-8 Hijrah.

Baca lebih lanjut

Sejarah Perang Hunain (2/2)

Dalam bagian sebelumnya, telah dikisahkan tatkala perang memanas, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil segenggam tanah lalu melemparkannya ke wajah kaum musyrikin sembari berseru: شَاهَتِ الوُجُوْهُ (wajah-wajah yang buruk), maka tidak tersisa seorang pun dari mereka saat itu melainkan kedua matanya kemasukan tanah.

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :  انْهَزِمُوْا وَرَبِّ مُحَمَّدٍ (kalahlah kalian, demi Rabb-nya Muhammad), maka mereka pun lari mulai berlarian hingga terpukul mundur[1].

Baca lebih lanjut

Sejarah Perang Hunain (1/2)

Setelah kota Mekah takluk di tangan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ternyata masih ada sejumlah kabilah Arab yang belum menyerah, seperti Bani Tsaqîf, Hawazin, dan sejumlah kabilah lainnya. Semua kabilah tadi akhirnya bersatu untuk melawan kaum Muslimin, sembari mengerahkan anak-anak, kaum wanita, dan harta benda mereka.

Begitu mendengar gerakan mereka, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengutus Abdullah bin Abi Hadrad al- Aslami untuk klarifikasi berita tersebut.[1].

Baca lebih lanjut