Menumpas Kaum Penghianat Bani Quraizhah

Tikaman dan pengkhianatan Yahudi yang dirasakan kaum muslimin saat terkepung pasukan sekutu musyrikin, tak pelak menyulut api peperangan kembali. Untuk kesekian kalinya, kaum muslimin ‘dipaksa’ mengangkat pedang guna menumpas ‘duri dalam daging’ yang selama ini hidup damai dan tinggal dalam naungan serta lindungan Islam.

Sa’d bin Mu’adz, Beliau salah seorang tokoh sahabat Anshar yang terkemuka dan disegani. Termasuk orang-orang yang bersegera beriman sebelum Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah.

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (50) : Perang Bani Quraizhah

PERANG BANI QURAIZHAH[1]

Penghianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian damai dengan kaum Muslimin begitu menyakitkan. Apalagi peristiwa itu terjadi kala kaum Muslimin berada dalam kondisi kritis karena menghadapi pengepungan pasukan sekutu dengan jumlah besar dalam perang Khandaq.[2]

Pengkhianatan inilah diantara penyebab terjadinya peperangan baru setelah perang Khandaq. Pengkhianatan itu sendiri diprovokatori oleh Huyay bin Akhthab an-Nadhariy.[3]

Baca lebih lanjut

Peperangan Di Masa Rasulullah (2/3)

Ketika kita membaca tulisan-tulisan sejarawan Islam, mereka sering menyebut peperangan Rasulullah adalah peperangan yang penuh hikmah (bijak). Sedikit sulit bagi kita memahami kombinasi kata perang dengan hikmah. Karena dalam benak kita selalu terbayang perang adalah pertumpahan darah, perang adalah perebutan kekuasaan dan unjuk kekuatan, dan semisal itu.

Namun ketika kita membaca sejarah peperangan Rasulullah kita dapati image perang yang sangat berbeda dari peperangan orang-orang non-Islam.

Baca lebih lanjut