Perintah Pertama & Wasiat Terakhir Rasulullah shalallahu alaihi wasallam (1/2)

Perintah Pertama adalah Tauhid

Ketika kita mulai membuka lembaran Al Qur’an ayat demi ayat, surat demi surat, maka kita akan menjumpai perintah pertama yang Allah Ta’ala serukan kepada hamba-Nya adalah perintah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala saja.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia, sembahlah Rabb-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 21).

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (65) : Wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Jamaah haji yang mulia itu telah tiba di Madinah, namun bukan untuk beristirahat dan santai, melainkan melanjutkan jihad di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.

Kapankah seorang mukmin dapat merasakan santai? Musuh-musuhnya, baik yang terlihat maupun tidak, setiap saat mengintai dan berusaha membinasakannya. Terlebih lagi junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (64) : Haji Wada’ (Haji Perpisahan)

Segala sesuatu akan ada akhirnya. Setiap kisah, ada penutupnya. Manusia datang, kemudian mereka pergi. Awalnya mereka mengucapkan salam pertemuan, lalu kemudian mereka berlalu dengan perpisahan. Hal demikian terjadi pada setiap orang, tidak terkecuali nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau datang dengan risalah dari sisi Rabnya, setelah sempurna apa yang diperintahkan kepada beliau. Saat itulah beliau kembali menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca lebih lanjut

Haji Wada’, Haji Perpisahan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Bulan Dzul Qa’dah sudah di ambang pintu. Kota Madinah masih sibuk sebagaimana biasa. Setelah Makkah berada dalam pangkuan Islam, kabilah-kabilah Arab dan sejumlah raja kecil di sekitar Hijaz mengirimkan utusan mereka. Ada yang menerima dan memeluk Islam, ada pula yang masih tetap dalam keyakinan lamanya, tetapi bersedia menyerahkan jizyah (upeti).

Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- belum pernah menunaikan ibadah haji (Haji Islam). Ketika muncul keinginan untuk menunaikan haji ini, beliau memberitahukannya kepada seluruh kaum muslimin.

Baca lebih lanjut

Wasiat Nabi Di Haji Wada’

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرٍ أُمُوْرٍ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ

Ketahuilah wahai ibadallah,

Baca lebih lanjut

Haji Wada, Perpisahan Rasulullah Dengan Umatnya

Segala sesuatu akan ada akhirnya. Setiap kisah, ada penutupnya. Manusia datang, kemudian mereka pergi. Awalnya mereka mengucapkan salam pertemuan, lalu kemudian mereka berlalu dengan perpisahan. Hal demikian terjadi pada setiap orang, tidak terkecuali nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau datang dengan risalah dari sisi Rabnya, setelah sempurna apa yang diperintahkan kepada beliau. Saat itulah beliau kembali menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca lebih lanjut

Hamzah bin Abdul Muthalib & Umar bin Khatab Menyambut Seruan Islam

Kegerahan kaum musyrikin Quraisy melihat perkembangan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kian menyulut kemurkaan mereka. Dengan berbagai makarnya, mereka ingin memadamkan cahaya Islam. Siksaan serta ancaman kepada kaum Muslimin serta merta selalu mereka hunjamkan.

Bahkan masuknya beberapa pembesar Quraisy ke dalam agama Islam, tidak menyurutkan perlakuan buruk mereka terhadap kaum Muslimin Saat situasi memuncak penuh kebencian terhadap kaum Muslimin, terutama terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ternyata Allah memiliki kehendak, dan Dia Maha Berkehendak. Allah memberikan hidayah kepada Hamzah Radhiyallahu anhu, yaitu paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia merupakan salah satu di antara orang Quraisy yang memiliki temperamen keras. Baca lebih lanjut

Kisah Keislaman Hamzah bin Abdul Muthalib

Ibnu Ishaq berkata, “Seseorang dari kabilah Aslam telah bercerita kepadaku, ia memiliki ingatan kuat, bahwa Abu Jahal berpapasan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bukit Shafa. Lantas ia menyakiti dan mencaci maki beliau. Ia juga menjelek-jelekkan agama beliau dan meremehkan misi yang beliau bawa. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meladeninya. Sementara itu, seorang wanita bekas budak Abdullah bin Jad’ah yang berada di dalam rumahnya mendengar kata-kata kasar Abu Jahal itu”. Baca lebih lanjut

Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib

Hamzah adalah paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus saudara sepersusuan beliau.

Awal keislaman Hamzah—sebagaimana ditulis dalam buku-buku sirah—dipicu oleh fanatisme hubungan keluarga dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baca lebih lanjut

Pembelaan Allah atas Fitnah kepada Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu‘anha

Aisyah pernah dituduh oleh orang-orang munafik dengan seorang sahabat yang bernama Shafwan. Berikut kisahnya sebagai kelanjutan dari Tafsir Surah An-Nuur.

Tafsir Surah An-Nuur (Ayat 11) :

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nuur: 11). Baca lebih lanjut