Fathu Makkah (10) : Islamnya Tokoh Quraisy, Hindun bin Utbah

Pada zaman Jahiliyah, Hindun terkenal sebagai wanita yang sombong lagi ambisius hingga kalimat Allah berjaya dan terjadi Fathu Makkah. Takdir Allah Jalla Syanuhu menghendaki agar pahlawan Jahiliyah wanita berubah menjadi pahlawan Islam wanita.

Tatkala Fathu Makkah, suaminya, Abu Sufyan bin Harb kembali bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang muslim dan ia berteriak lantang, “Wahai kafir Quraisy, ketahuilah sesungguhnya aku telah masuk Islam”.

Baca lebih lanjut

Fathu Makkah (9) : Islamnya Tokoh Quraisy, Abu Sufyan bin Harb

Nama lengkapnya adalah Sakhar bin Harb bin Umayah. Beliau ini termasuk orang kaya Quraisy, pada mulanya termasuk musuh Islam nomor satu, di mana beliau sempat memimpin pasukan kaum Musyrikin dalam perang Uhud dan Khandak.

Beliau masuk Islam pada waktu penaklukan kota Mekah. Dia adalah ayah dari Muawiyah, pendiri Daulah Umayyah.

Baca lebih lanjut

Mengenal Musa bin Nushair, Penakluk Maghrib & Andalusia

Dialah Musa bin Nushair yang lahir tahun 19 Hijriyah seorang panglima yang disegani, ahli siasat dan lelaki yang bertekad bulat.

Beliaulah yang memimpin armada laut kaum muslimin di zaman Mu’awiyah tahun 27 hijriyah untuk menaklukkan Cyprus, dan setelah berhasil menguasainya, beliau membangun berbagai benteng pertahanan di dalamnya.

Baca lebih lanjut

Mengenal Yazid bin Muawiyah

Beliau bernama Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan Shakr bin Harb bin Umayyah. Pemimpin (amir) kaum mukminin. Kunyahnya adalah Abu Khalid Al Umawy.

Ayah beliau adalah sahabat Nabi yang memiliki banyak keutamaan, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu.

Adapun kakek beliau adalah Abu Sufyan bin harb radhiyallahu ‘anhu dan neneknya adalah Hindun bin Utbah radhiyallahu ‘anha.

Baca lebih lanjut

Hasan bin Ali bin Abu Thalib (7) : Mukjizat Kenabian, Mendamaikan Dua Kelompok Islam Yang Bertikai

Sahabat Abu Bakrah mengisahkan, suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang memangku cucunya Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhuma.

Sambil memangku cucunya, beliau berbicara kepada kami. Sesekali beliau menghadap kepada kami, dan sesekali beliau mencium cucunya. Lalu beliau bersabda:

Baca lebih lanjut

Hasan bin Ali bin Abu Thalib (6) : Menyerahkan Kepemimpinan Kepada Muawiyah

Imam al Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, dari jalur Abdullah bin Muhammad dari Sufyan dari Abu Musa, ia berkata: Saya mendengar al Hasan berkata:

“Demi Allah, al Hasan bin Ali mendatangi Mu’awiyah dengan membawa pasukan besar laksana gunung”.

Amru bin al Ash berkata,”Menurutku pasukan ini tidak akan kembali hingga menghancurkan lawannya”.

Baca lebih lanjut

Hasan bin Ali bin Abu Thalib (5) : Al Hasan Menjadi Khalifah

Selama ini, yang diketahui sebagian besar umat Islam adalah sejak terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib, kekuasaan khalifah langsung  berpindah ke tangan Muawiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu.

Padahal sepeninggal khalifah Ali masih ada satu khalifah lagi. Beliau adalah Khalifah Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.

Baca lebih lanjut

Hasan bin Ali bin Abu Thalib (4) : Keutamaan Al Hasan radhiyallahu ‘anhu

Sahabat Abu Bakrah mengisahkan, suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang memangku cucunya Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib  radhiallahu’anhuma.

Sambil memangku cucunya, beliau berbicara kepada kami. Sesekali beliau menghadap kepada kami, dan sesekali beliau mencium cucunya. Lalu beliau bersabda:

Baca lebih lanjut

Ammar bin Yasir (10) : Wafatnya Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu

Adapun riwayat-riwayat yang dituturkan kali ini, sepenuhnya dikutip dari al-Tabari dalam Kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, tanpa dikurangi atau dilebihkan. Sehingga jika para pembaca menemukan perseteruan yang terjadi di antara para sahabat, karena memang demikian lah yang diriwayatkan.

Habbah bin Juwain al-Urani meriwayatkan:

Baca lebih lanjut

Ammar bin Yasir (9) : Dalam Perang Shiffin

Belum juga pulih luka-luka umat Islam setelah terjadinya perseteruan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Aisyah, Talhah, dan al-Zubair, masih pada tahun yang sama Ali harus sudah menghadapi lagi persoalan yang lainnya, yakni tentang sikap Muawiyah bin Abu Sufyan yang menolak pergantian dirinya sebagai gubernur sebagai bentuk penolakan bai’atnya kepada khalifah Ali bin Abu Thalib.

Khalifah keempat ini beserta keluarga dan pengikutnya pindah ke Kufah pada tahun 36 Hijriyah, dan kemudian menjadikan kota tersebut sebagai pusat pemerintahannya yang sebelumnya berada di Madinah.

Baca lebih lanjut