Kumpulan Artikel Seputar Sahabat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.

Kaum muslimin yang kami muliakan, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan beriman kepada beliau, dan mati dalam keadaan muslim. Mereka adalah generasi terbaik dari umat ini.

Baca lebih lanjut

Keutamaan Sahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam

SIAPAKAH YANG BOLEH DISEBUT SAHABAT NABI ?

Ibnu Faris rahimahullah, seorang ahli bahasa, menjelaskan dalam Mu’jamu Maqayisil Lughah (III/335) pasal Shahaba, mengatakan: “(Himpunan tiga huruf itu) menunjukkan penyertaan sesuatu dan kedekatannya dengan seseorang yang bersamanya. Bentuk jamaknya ialah shuhhâb sebagaimana kata rakib bentuk jamaknya rukkâb. Sama seperti kalimat أَصْحَبَ فُلاَنٌ (‘ashhaba fulan), artinya menjadi tunduk’. Dan kalimat ‘ashhabar rajulu, artinya jika anaknya telah berusia baligh’, dan segala sesuatu yang menyertai sesuatu maka boleh dikatakan telah menjadi sahabatnya”.

Dalam Mu’jamul Wasith (I/507) disebutkan, “Shahabahu, ialah rafaqahu (menemaninya), istashhaba syai’an artinya lâzamahu (menyertainya). Ash-Shahib, ialah al murafiq (teman), pemilik sesuatu, pelaksana suatu pekerjaan. Dipakai juga untuk orang yang menganut sebuah madzhab atau pendapat tertentu. الصَّحَابِيُّ (ash-Shahabi) ialah orang yang bertemu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beriman kepadanya, dan meninggal (wafat) dalam keadaan muslim.

Dalam kitab al Ifshah fil Lughah, halaman 708 disebutkan: “Ash-shuhbah, artinya الْمُعَاشَرَةُ (al-mu’asyarah, pergaulan)”.

Baca lebih lanjut

Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran

Di tengah maraknya pemikiran dan pemahaman dalam agama Islam, klaim kebenaran begitu larisnya bak kacang goreng. Setiap kelompok dan jama’ah tentunya menyatakan diri sebagai yang lebih benar pemahamannya terhadap Islam, menurut keyakinannya.

Kebenaran hanya milik Allah. Namun kebenaran bukanlah suatu hal yang semu dan relatif. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kebenaran kepada manusia melalui Al Qur’an dan bimbingan Nabi-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam. Tentu kita wajib menyakini bahwa kalam ilahi yang termaktub dalam Al Qur’an adalah memiliki nilai kebenaran mutlak. Lalu siapakah orang yang paling memahami Al Qur’an? Tanpa ragu, jawabnya adalah RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam. Dengan kata lain, Al Qur’an sesuai pemahaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sabda-sabda Shallallahu’alaihi Wasallam itu sendiri keduanya adalah sumber kebenaran. Baca lebih lanjut