Keagungan Ilmu Asma wa Shifat

Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah, sungguh ilmu tentang Allah  ‘Azza wa Jalla adalah ilmu yang paling mulia. Tidak ada jalan untuk mengenal Allah melainkan hanyalah melaui nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

Berikut beberapa hal yang menunjukkan keagungan ilmu tentang asma’ wa shifat (nama dan sifat Allah).

Baca lebih lanjut

Keutamaan Mempelajari Tauhid Asma’ wa Shifat

Tak kenal maka tak sayang! Tak kenal maka tak cinta! Tak mengenal Allah, bagaimana bisa cinta kepada-Nya?

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah,

فكلما كان العلم به أتم كانت محبته أكمل

Semakin seseorang mengenal Allah ,maka kecintaannya terhadap-Nya semakin sempurna”.

Baca lebih lanjut

Kesempurnaan Di Atas Kesempurnaan Dalam Nama & Sifat Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati nama-nama-Nya dalam al-Qur’an dengan al-husna (maha indah) yang berarti kemahaindahan yang mencapai puncak kesempurnaan, karena nama-nama tersebut mengandung sifat-sifat kesempurnaan yang tidak ada padanya celaan/kekurangan sedikitpun ditinjau dari semua sisi[1].

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}

Hanya milik Allah-lah asma-ul husna (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran) dalam (menyebut dan memahami) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan” (QS al-A’raaf:180).

Baca lebih lanjut

Penyimpangan Kaum Musyrikin Terdahulu Dalam Tauhid Asma’ wa Shifat (3)

Baca pembahasan sebelumnya : Penyimpangan Kaum Musyrikin Terdahulu dalam Tauhid Asma’ wa Shifat (Bag. 2)

Celaan kaum musyrikin terhadap sifat hikmah Allah Ta’ala

Allah Ta’ala memiliki sifat al-hikmah, yaitu meletakkan sesuatu pada tempatnya yang sesuai. Di antara nama Allah Ta’ala adalah Al-Hakiim, sehingga maknanya adalah Dzat yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya masing-masing yang sesuai dengannya.

Baca lebih lanjut

Penyimpangan Kaum Musyrikin Terdahulu Dalam Tauhid Asma’ wa Shifat (2)

Baca pembahasan sebelumnya : Penyimpangan Kaum Musyrikin Terdahulu dalam Tauhid Asma’ wa Shifat (Bag. 1)

Menisbatkan sifat kekurangan pada Allah Ta’ala

Di antara kelakuan orang musyrik terdahulu adalah mereka menisbatkan kekurangan, aib, atau celaan kepada Allah Ta’ala. Contohnya, mereka nisbatkan bahwa Allah Ta’ala memiliki anak. Hal ini pada hakikatnya adalah celaan terhadap kesempurnaan sifat Allah Ta’ala sekaligus meruntuhkan sifat rububiyyah Allah Ta’ala.

Baca lebih lanjut

Penyimpangan Kaum Musyrikin Terdahulu Dalam Tauhid Asma’ wa Shifat (1)

Sebagaimana kita ketahui bahwa inti dakwah para rasul adalah dalam masalah pemurnian ibadah kepada Allah Ta’ala semata, dan melarang umatnya untuk beribadah kepada selain Allah Ta’ala. Dengan kata lain, inti dakwah para nabi dan rasul adalah dalam masalah tauhid uluhiyyah (tauhid ibadah).

Namun hal ini bukanlah berarti bahwa mereka tidak memiliki penyimpangan dalam masalah tauhid yang lain, yaitu tauhid asma’ wa shifat.

Baca lebih lanjut

Kebodohan Kita Terhadap Makna Kalimat Tauhid (5/5)

Baca pembahasan sebelumnya : Kebodohan Kita terhadap Makna Kalimat Tauhid (Bag. 4)

Penjelasan para Ulama rahimahumullah tentang Makna Kalimat Tauhid

Untuk melengkapi pembahasan di atas, berikut ini penulis kumpulkan beberapa penjelasan para ulama tentang makna kalimat tauhid. Sehingga pembaca dapat mengetahui bahwa makna kalimat tauhid yang benar sebagaimana penjelasan di atas bukanlah makna yang dibuat-buat pada waktu belakangan ini saja. Akan tetapi, memang inilah makna kalimat tauhid yang telah diajarkan oleh para ulama kita rahimahumullah sejak zaman dahulu.

Baca lebih lanjut

Kebodohan Kita Terhadap Makna Kalimat Tauhid (4/5)

Baca pembahasan sebelumnya : Kebodohan Kita terhadap Makna Kalimat Tauhid (Bag. 3).

Makna Kalimat “Laa ilaaha illallah” yang Tepat

Jika memaknai kalimat laa ilaaha illallah dengan “Tidak ada Tuhan selain Allah” adalah pemaknaan yang keliru atau tidak tepat, lalu bagaimanakah makna laa ilaaha illallah yang benar?

Baca lebih lanjut

Kebodohan Kita Terhadap Makna Kalimat Tauhid (3/5)

Baca pembahasan sebelumnya : Kebodohan Kita terhadap Makna Kalimat Tauhid (Bag. 2)

“Tidak Ada Tuhan selain Allah”: Tidak Ada Sesembahan selain Allah?

Makna kedua dari kalimat Tidak ada Tuhan selain Allah” adalah “Tidak ada sesembahan selain Allah” atau “Tidak ada sesembahan kecuali Allah“.

Baca lebih lanjut

Kebodohan Kita Terhadap Makna Kalimat Tauhid (2/5)

Baca pembahasan sebelumnya : Kebodohan Kita terhadap Makna Kalimat Tauhid (Bag. 1)

“Tidak Ada Tuhan selain Allah”: Tidak Ada Pencipta, Pemberi rizki, dan Pengatur alam semesta selain Allah

Memaknai “laa ilaaha illallah” dengan kalimat “Tidak ada Tuhan selain Allah”yang berarti: “Tidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allah” adalah pemahaman atau pemaknaan yang keliru.

Baca lebih lanjut