Khalid bin Walid & Amru bin Ash, Terlahir Sebagai Pemimpin

Banyak peristiwa dalam kehidupan Rasulullah ﷺ, empat khalifah setelah beliau, dan sejarah-sejarah umat Islam setelah mereka yang tidak hanya berhenti pada kajian sejarah. Rekam jejak mereka mengajarkan nilai. Ada kajian keilmuan yang begitu luas yang bisa dirumuskan. Terlebih dengan berkembangnya metode penelitian modern.

Kehidupan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya bisa dikaji dalam ilmu psikologi, sosiologi, leadership, politik dan hubungan internasional, bahkan kebijakan-kebijakan strategis.

Baca lebih lanjut

Biografi Amru bin Ash radhiyallahu’ anhu

Namanya adalah Amr bin Ash bin Wail bin Hisyam bin Said bin Sahm al-Qurasyi as-Sahmi. Di antara jasa besarnya adalah ketika Umar bin Khattab mengamanatinya untuk menaklukkan Mesir, dan dia berhasil menunaikan amanat tersebut.

Amr merupakan salah seorang pahlawan bangsa Arab yang sangat terkenal, sekaligus seorang politisi yang cemerlang. Terkenal dengan kecerdasan dan kepintarannya mengatur siasat.

Baca lebih lanjut

Apa Penyebab Digantinya Khalid bin Walid Sebagai Panglima Perang ?

Salah satu pendapat yang masyhur mengenai alasan Umar bin Khattab mengganti/mencopot panglima perang Khalid bin Walid adalah untuk kemaslahatan tauhid yaitu menunaikan hak Allah di muka bumi yang merupakan tujuan utama manusia dan jin diciptakan.

Khalib bin Walid adalah panglima perang yang luar biasa, tidak pernah kalah dalam peperangan, baik sebelum masuk Islam, maupun sesudah masuk Islam.

Baca lebih lanjut

Pedang Allah Yang Terhunus, Khalid bin Walid (2/2)

Khalid Setelah Masuk Islam

Khalid ikut dalam perang bersama kaum muslimin untuk pertama kalinya dalam Perang Mu’tah melawan Gassasanah dan Romawi.

Dalam perang tersebut tiga orang panglimanya mati syahid. Mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawwahah. Maka dengan cepat Tsabit bin Arqam mengangkat tinggi-tinggi bendera komando.

Baca lebih lanjut

Pedang Allah Yang Terhunus, Khalid bin Walid (1/2)

Dia adalah Khlalid bin Walid bin Mughirah Al-Makhzumi, seorang Qurays dan panglima Islam. Rasulullah menjulukinya dengan Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang Terhunus). Dia memerangi negara Persia, Romawi, dan Syam. Ia meninggal dan dikuburkan di Homsh.

Kelahirannya

Khalid bin Walid dilahirkan di Makkah pada tahun 595 M. Ayahnya Walid bin Mughirah adalah majikan Bani Makhzum, dan termasuk pembesar suku Quraisy. Dia seorang saudagar yang kaya, memiliki nasab dan kedudukan yang tinggi, sehingga tidak ingin ada orang yang memberikan makanan kepada orang lain kecuali hanya dirinya sendiri; terutama pada musim-musim haji dan di Pasar Ukaz.

Baca lebih lanjut

Kisah Islamnya Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke kota Mekah dalam rangkaian umrah qadha. Ikut bersama Rasulullah, al-Walid bin Walid –saudara Khalid bin Walid– yang telah lebih dahulu masuk Islam daripada Khalid.

Walid mencari-cari saudaranya, Khalid, tetapi tidak menemukannya. Ia pun menulis sepucuk surat kepada saudaranya.

Baca lebih lanjut

Kisah Komandan Perang Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu

Sejarah peradaban manusia mencatat banyak nama yang menggoreskan kisah di lembaran-lembaran zaman tentang keahlian militer yang layak ditiru. Di antara tokoh militer yang paling cemerlang adalah panglima Islam Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu. Ia berada di puncak para ahli strategi militer.

Kesimpulan itu berangkat dari kemampuannya menggetarkan benteng-benteng Persia dan Romawi dalam hitungan tahun yang singkat saja –atas izin Allah-. Padahal dua kerajaan itu adalah kerajaan adidaya. Karena kepemimpinan militernya, Islam tersebar di Jazirah Arab, Iraq, dan Syam dengan mulia dan penuh wibawa.

Baca lebih lanjut

Khalid bin Walid, Pedang Allah Yang Tak Terkalahkan (3/3)

Pembebasan Irak

Setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kemenangan pada kaum muslimin dalam memerangi orang-orang murtad dan orang yang enggan membayar zakat, Abu Bakar ash-Shiddiq menyadari bahwa bahaya besar yang selalu mengancam daulah Islam yang berada di perbatasan wilayah muslimin, yaitu Persia di Irak dan Romawi di daerah Syam.

Oleh karena itu, ash-Shiddiq segera memerintahkan saifullah Khalid bin Walid untuk berangkat bersama pasukannya menuju Irak.

Baca lebih lanjut

Khalid bin Walid, Pedang Allah Yang Tak Terkalahkan (2/3)

Perang Mu’tah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim sebuah pasukan yang berjumlah sebanyak 3000 prajurit ke daerah Mu’tah untuk membalas dendam terhadap kematian Harits bin Umair al-Azdi radhiallahu ‘anhu yang diutus oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membawa suratnya kepada Raja Bushra guna menyerunya masuk Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih Zaid bin Haritsah untuk memimpin komando pasukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada mereka,

Baca lebih lanjut

Khalid bin Walid, Pedang Allah Yang Tak Terkalahkan (1/3)

Dia bernama Khalid bin Walid bin Mughirah bin Abdullah bin Umair bin Makhzum. Ia dijuluki saifullah (pedang Allah). Ia seorang pahlawan Islam, panglima para mujahid, dan pemimpin pasukan yang selalu dibantu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ia tak pernah terkalahkan baik di masa jahiliah maupun setelah Islam. Ia memiliki ide-ide yang cemerlang, keperkasaan yang tiada tara, dan taktik yang jitu. Ia termasuk salah seorang juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Gelarnya/kun-yahnya adalah Abu Sulaiman.

Baca lebih lanjut