Wafatnya Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ kembali dari Haji Wada’ setelah Allah ﷻ menurunkan firman-Nya,

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ. وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS:An-Nashr|Ayat: 1-3).

Setelah itu, Rasulullah ﷺ mulai mengucapkan kalimat dan melakukan sesuatu yang menyiratkan perpisahan.

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (64) : Haji Wada’ (Haji Perpisahan)

Segala sesuatu akan ada akhirnya. Setiap kisah, ada penutupnya. Manusia datang, kemudian mereka pergi. Awalnya mereka mengucapkan salam pertemuan, lalu kemudian mereka berlalu dengan perpisahan. Hal demikian terjadi pada setiap orang, tidak terkecuali nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau datang dengan risalah dari sisi Rabnya, setelah sempurna apa yang diperintahkan kepada beliau. Saat itulah beliau kembali menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca lebih lanjut

Haji Wada’, Haji Perpisahan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Bulan Dzul Qa’dah sudah di ambang pintu. Kota Madinah masih sibuk sebagaimana biasa. Setelah Makkah berada dalam pangkuan Islam, kabilah-kabilah Arab dan sejumlah raja kecil di sekitar Hijaz mengirimkan utusan mereka. Ada yang menerima dan memeluk Islam, ada pula yang masih tetap dalam keyakinan lamanya, tetapi bersedia menyerahkan jizyah (upeti).

Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- belum pernah menunaikan ibadah haji (Haji Islam). Ketika muncul keinginan untuk menunaikan haji ini, beliau memberitahukannya kepada seluruh kaum muslimin.

Baca lebih lanjut

Haji Wada, Perpisahan Rasulullah Dengan Umatnya

Segala sesuatu akan ada akhirnya. Setiap kisah, ada penutupnya. Manusia datang, kemudian mereka pergi. Awalnya mereka mengucapkan salam pertemuan, lalu kemudian mereka berlalu dengan perpisahan. Hal demikian terjadi pada setiap orang, tidak terkecuali nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau datang dengan risalah dari sisi Rabnya, setelah sempurna apa yang diperintahkan kepada beliau. Saat itulah beliau kembali menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (59) : Kedatangan Delegasi Dari Penjuru Arab

Setelah penaklukan kota Makkah terjadilah perubahan yang besar pada kondisi masyarakat Arab, baik di Makkah atau di luarnya, sehingga para kabilah mulai mengirim rombongan delegasi (utusan)  kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyampaikan keislaman mereka. Rombongan utusan inilah yang dikenal dengan al-Wufûd.

Al-Wufûd (Datangnya Delegasi dari Penjuru Arab)[1] sendiri dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak/plural dari kalimat wafd yang berarti utusan, atau bentuk jamak dari subyeknya yaitu wâfid [2].

Baca lebih lanjut

Perang Tabuk (4) : Pelajaran Dari Kisah Perang Tabuk

LARANGAN MASUK PADA TEMPAT TINGGAL KAUM YANG DIADZAB

Imam Ahmad meriwayatkan dari jalan Abdulah bin Umar dari Nafi’[1]:

نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ عَامَ تَبُوكَ الْحِجْرَ عِنْدَ بُيُوتِ ثَمُودَ ، فَاسْتَقَى النَّاسُ مِنَ الْآبَارِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا ثَمُودُ ، فَعَجَنُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ بِاللَّحْمِ ، فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْرَقُوا الْقُدُورَ ، وَعَلَفُوا الْعَجِينَ الْإِبِلَ ، ثُمَّ ارْتَحَلَ بِهِمْ حَتَّى نَزَلَ بِهِمْ عَلَى الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا النَّاقَةُ ، وَنَهَاهُمْ أَنْ يَدْخُلُوا عَلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ عُذِّبُوا فَقَالَ : إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba pada tahun terjadinya perang Tabuk di Hijr; tempat tinggal Tsamud (kaum Nabi Shalih Alaihissallam), kaum Muslim mengambil air minum dari sumur-sumur air minum kaum Tsamud.

Baca lebih lanjut

Perang Tabuk (1) : Persiapan Perang

PERANG TABUK ATAU AL-‘USRAH [1]

Mengapa dinamakan perang Tabuk atau Al Usrah? Imam Muslim[2] meriwayatkan perjalanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya yang sedang menuju Tabûk.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (57) : Perang Hunain

Setelah kota Mekah takluk di tangan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ternyata masih ada sejumlah kabilah Arab yang belum menyerah, seperti Bani Tsaqîf, Hawazin, dan sejumlah kabilah lainnya. Semua kabilah tadi akhirnya bersatu untuk melawan kaum Muslimin, sembari mengerahkan anak-anak, kaum wanita, dan harta benda mereka.

Begitu mendengar gerakan mereka, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengutus Abdullah bin Abi Hadrad al- Aslami untuk klarifikasi berita tersebut.[1].

Baca lebih lanjut

Pembagian Ghanimah Perang Hunain

PEMBAGIAN GHANIMAH PERANG HUNAIN[1]

Setelah memutuskan untuk mengakhiri pengepungan benteng Thaif, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke Ji’ranah tempat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpan ghanimah (harta rampasan) perang Hunain sebelum berangkat mengepung Thaif.

Setibanya di Ji’ranah, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak langsung membagi harta rampasan perang tersebut kepada para Shahabat yang ikut dalam perang Hunain kecuali perak yang jumlahnya tidak tidak terlalu banyak.

Baca lebih lanjut

Perang Hunain (2) : Persiapan Kaum Muslimin & Jalannya Pertempuran

Rasulullah -shalalalhu alaihi wasallm- berangkat dari Makkah pada hari Sabtu di bulan Syawwal tahun ke delapan hijrah.

Menyusun Barisan Muslimin

Setelah mendekati wilayah pertahanan musuh, Rasulullah mulai menyusun barisan para sahabatnya dan menyerahkan bendera kepada beberapa orang Muhajirin dan Anshar :

Baca lebih lanjut