Utsman bin Thalhah, Sang Pemilik Kunci Ka’bah

Namanya adalah Utsman bin Thalhah. Dia masuk Islam bersama Khalid bin Walid dan Amr bin Ash pada tahun 8 H, pada periode genjatan senjata setelah Perjanjian Hudaibiyah dan sebelum penaklukan Mekah. Setelah Utsman bin Thalhah masuk Islam, dia menetap di Madinah bersama kaum muslimin yang lain.

Jauh sebelum memeluk Islam, Utsman bin Thalhah telah memperlihatkan perilaku-perilaku yang baik.

Baca lebih lanjut

Sejarah Perubahan Arah Kiblat

Pada bulan Rajab tahun kedua hijrah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah terjadi pertempuran kecil antara utusan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy dengan kelompok dagang kaum Quraisy.

Pada bulan ini juga terjadi peristiwa penting yaitu perubahan arah kiblat kaum Muslimin dari masjid al-Aqsha ke arah Ka’bah.

Baca lebih lanjut

Pelajaran Dari Pergeseran Kiblat Shalat

Pada awal Islam, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersama ummat Islam mendirikan shalat menghadap ke Baitul Maqdis. Semasa beliau masih di kota Makkah, bila mendirikan shalat, beliau berdiri di sisi selatan Ka’bah, sehingga dapat menghadap ke Baitul Maqdis dan sekaligus juga menghadap ke Ka’bah.

Namun setelah beliau hijrah ke kota Madinah, beliau tidak dapat melakukan hal tersebut, mengingat kota Madinah berada di arah utara Kota Makkah, dan Baitul Maqdis berada di arah utara kota Madinah. Letak geografis kota Madinah ini menjadikan beliau harus membelakangi Ka’bah bila sedang mendirikan shalat.

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (19) : Pembangunan Ka’bah Sebelum Nabi Muhammad Diutus Menjadi Rasul

Di zaman Jahiliyyah Ka’bah dibangun dan disusun dengan batu-batu saja tanpa ada semen atau sejenisnya yang berfungsi untuk melekatkan batu-batu tersebut. Tinggi Ka’bah juga hanya seberapa dan tidak terlalu tinggi. Pada awalnya Ka’bah hanya memiliki dua sudut saja[1], yaitu hanya rukun yamaani dan rukun al-Hajar al-Aswad, dan bentuknya kira-kira  seperti “D” (yaitu seperti huruf kapital d)[2].

Karena kondisi ka’bah yang demikian dan tanpa adanya dinding (semacam pagar) yang mengitari dan melindunginya maka ka’bah mudah sekali terhantam oleh banjir yang turun dari gunung-gunung Mekah apabila terjadi hujan. Baca lebih lanjut

Keutamaan Tanah Haram Makkah

Tanah haram jika dimutlakkan secara umum yang dimaksudkan adalah tanah Haram Makkah. Inilah tanah yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika disebut Haromain, maka yang dimaksudkan adalah Makkah dan Madinah.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah menyebutkan dalam Zaadul Ma’ad, “Allah Ta’ala telah memilih beberapa tempat dan negeri, yang terbaik serta termulia adalah tanah Haram. Karena Allah Ta’ala telah memilih bagi nabinya –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan menjadikannya sebagai tempat manasik dan sebagai tempat menunaikan kewajiban. Orang dari dekat maupun jauh dari segala penjuru akan mendatangi tanah yang mulia tersebut.”

Baca lebih lanjut

Keutamaan Kota Suci Mekah

Setiap kaum Muslimin mengetahui, Mekkah merupakan tempat yang sangat mulia. Setiap muslim memiliki impian untuk bisa menjejakkan kaki di kota itu. Baik untuk mengerjakan ibadah haji ataupun umrah saja. Kerinduan bertandang ke sana tetap besar, terlebih bagi orang yang pernah merasakan kenikmatan berada di kota suci tersebut.

Keutamaan yang disandang kota suci Mekkah, dapat dilihat dalam dalil-dalil Qur`an ataupun as Sunnah shahihah.

Baca lebih lanjut