Meneladani Semangat Belajar Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu

Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma bercerita tentang perjalannya mempelajari agama. Mengambil bagian dari warisan Rasulullah ﷺ.

Ia berkisah, “Ketika Rasulullah ﷺ wafat, aku berkata kepada seorang laki-laki Anshar,

‘Wahai Fulan, marilah kita bertanya kepada sahabat-sahabat Nabi ﷺ, mumpung mereka masih banyak (yang hidup) saat ini’.

Baca lebih lanjut

Abdullah bin Abbas, Rujukan Tafsir Para Sahabat

Abdullah bin Abbas adalah anak dari Al-Abbas bin Abdul Muththalib bin Qushay Al-Qurasyi , paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibu beliau bernama Ummul Fadhl Lubabah binti Al-Harits Al-Hilaliyah.

Beliau lahir tiga tahun sebelum hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Madinah dan berumur tiga belas tahun ketika Nabi meninggal. 

Baca lebih lanjut

Dialog Ibnu Abbas dengan Khawarij

Wajibnya Kembali kepada Sahabat dalam Memahami Islam

Jauh dari jalan sahabat Rasulullah dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah, adalah pertanda kesesatan dan alamat kebinasaan. Dalam sebuah wasiatnya yang agung, Rasulullah mewanti-wanti umat ini agar selalu berjalan di atas jalan mereka yang lurus. Beliau bersabda:

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Maka sungguh, siapa yang hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Al-Khulafa yang mendapat bimbingan dan petunjuk, pegang eratlah sunnah itu dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian.”[1].

Baca lebih lanjut