Minhajussunnah IV/553-556 :
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan;
“Dalam menyikapi peristiwa pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu, manusia terbagi menjadi tiga golongan, dua golongan dan satu berada di tengah-tengah”.
Minhajussunnah IV/553-556 :
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan;
“Dalam menyikapi peristiwa pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu, manusia terbagi menjadi tiga golongan, dua golongan dan satu berada di tengah-tengah”.
Apa yang terjadi di Karbala pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah adalah sebuah duka dalam catatan sejarah. Terbunuhnya Husein di tanah itu tentu sebuah peristiwa besar yang tidak diinginkan oleh seorang muslim pun.
Tidak ada seorang muslim pun yang rela cucu Rasulullah dizalimi, kecuali mereka orang-orang yang keji. Tidak ada seorang muslim pun yang sudi mencelakakannya, kecuali mereka orang-orang yang celaka.
Oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
URGENSI SANAD
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan dalam kitab Aqidah al Wasithiyyah : “Ahlussunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum”.
Dan mereka juga mengatakan: “Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum (pertikaian atau peperangan) ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya (serta ada pula yang shahih-pen).
Sebagaimana kita ketahui telah terjadi fitnah yang besar di masa Daulah Bani Umayyah yang menyebabkan terbunuhnya cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu perselisihan ini ditanggapi berbeda-beda oleh orang-orang setelahnya, khususnya para pembaca sejarah.
Ada yang bersikap ghuluw dan tidak bijak dalam berpendapat dengan menggelari Bani Umayyah adalah dinasti pembunuh cucu Rasulullah.
KEDUDUKAN HUSAIN RADHIYALLAHU ‘ANHU
Beliau adalah seorang Imam di antara imam-imam Ahlu Sunnah, memiliki kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sangat dicintainya.
Dari Ibnu Abi Nu’mi, ia berkata: “Aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma ketika ditanya oleh seseorang (yang datang dari Irak) tentang hukum orang yang berihram- (kata Syu’bah: saya menduga ia bertanya tentang hukum) membunuh lalat-.
Di antara cucu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang dihormati Ahlussunah waljamaah namun diklaim oleh kaum Syiah Rafidhah sebagai tokoh mereka adalah Husain bin Ali Radhiyallahu Anhuma.
Betapa tidak, nama Husain dijadikan zikir oleh kaum Syiah Rafidhah di beberapa ritual mereka. Padahal tidak ada tuntunan apapun dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang hal ini.
Beliau adalah Husain bin Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thâlib bin ‘Abdil Muth-thalib bin Hâsyim bin ‘Abdi Manâf bin Qushayy al-Qurasyi al-Hâsyimiy. Kun-yahnya Abu ‘Abdillah.
Seorang imam yang mulia, cucu yang merupakan salah satu bunga kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan kesayangannya di samping Hasan Radhiyallahu ‘anhuma.
NAMA DAN NASAB
Beliau adalah Husain bin Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thâlib bin ‘Abdil Muth-thalib bin Hâsyim bin ‘Abdi Manâf bin Qushayy al-Qurasyi al-Hâsyimiy. Kun-yahnya Abu ‘Abdillah.
Seorang imam yang mulia, cucu yang merupakan salah satu bunga kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan kesayangannya di samping Hasan Radhiyallahu ‘anhuma. Kedua orang tuanya adalah ‘Ali bin Abi Thâlib dan Fâthimah az-Zahra’ binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.