Sirah Nabi (58) : Perang Tabuk

Bulan Rajab tahun ke sembilan hijrah. Panas menyengat kota Madinah. Pasir dan batu bagaikan bara api. Tetapi pada saat itu buah-buahan sedang ranum-ranumnya untuk dipetik. Sehingga betul-betul menggoda hati untuk tidak beranjak menikmati teduhnya naungan, menanti panen.

Sebab-sebab Peperangan

Setelah jatuhnya Makkah ke pangkuan Islam. Sirna pula keraguan terhadap risalah yang diemban Manusia Agung, Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdul Muththalib shalallahu alaihi wasallam.

Baca lebih lanjut

Mengenal Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu

NASAB DAN KELAHIRAN

Beliau adalah Hudzaifah bin Al-Yaman bin Jabir Al-Absi. Ayah beliau berasal dari bani Abs, sebuah kabilah di Mekkah. Namun karena ia pernah melakukan pembunuhan maka ia melarikan diri ke Madinah dan menjadi sekutu Bani Abdil Asyhal.

Kemudian Yaman menikahi seorang wanita dari Bani Abdil Asyhal sehingga terlahirlah Hudzaifah bin Yaman.

Baca lebih lanjut

Hudzaifah bin Yaman, Penjaga Rahasia Nabi

Hudzaifah radhiallahu ‘anhu selalu berjalan di atas sunah Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala hal. Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya biasa datang kepada Nabi untuk bertanya tentang kebaikan.

Akan tetapi, Hudzaifah radhiallahu ‘anhu datang kepada Nabi untuk bertanya tentang kejahatan karena khawatir jatuh ke dalamnya.

Baca lebih lanjut

Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu

Sahabat tokoh penaklukan ini banyak memegang rahasia-rahasia Nabi. Khalifah Umar bin Khattab mengangkatnya menjadi pemerinah di Madain. Pada tahun 642 M, dia berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Nahawand, kemudian dia mengikuti perang penaklukan Jazirah Arab dan akhirnya meninggal di kota Madain.

“Jika engkau ingin digolongkan kepada Muhajirin, engkau memang Muhajir. Dan jika engkau ingin digolongkan kepada Anshar, engkau memang seorang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai”.

Baca lebih lanjut

Ammar bin Yasir (10) : Wafatnya Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu

Adapun riwayat-riwayat yang dituturkan kali ini, sepenuhnya dikutip dari al-Tabari dalam Kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, tanpa dikurangi atau dilebihkan. Sehingga jika para pembaca menemukan perseteruan yang terjadi di antara para sahabat, karena memang demikian lah yang diriwayatkan.

Habbah bin Juwain al-Urani meriwayatkan:

Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (10) : Terbunuhnya Sang Khalifah

Apa yang disampaikan Hudzaifah bin al-Yaman kepada Umar menunjukkan bahwa para sahabat tahu dengan syahidnya Umar terbukalah pintu fitnah. Karena itulah, Amirul Mukminin Utsman bin Affan cenderung mengambil sikap toleran kepada orang-orang yang menyelisihinya. Banyak mengiyakan orang-orang yang mengadukan pemimpin daerah mereka.

Bahkan saat pemberontak mulai mengincar dirinya. Ingin memakzulkannya dari pucuk pimpinan negara Islam, Utsman berkata kepada mereka, “Demi Allah, sesungguhnya lingkaran fitnah itu sesuatu yang tak berujung. Beruntunglah Utsman jika dia mati dalam keadaan tidak menggerakkannya. Menghalangi manusia, memberikan hak-hak mereka, dan memaafkan mereka. Dan apabila Anda adalah orang yang menjaga hak-hak Allah, janganlah Anda turut mengobarkan fitnah itu.” (ath-Thabari: Tarikh al-Umam wa al-Muluk, 2/471). Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (5) : Menyatukan Bacaan Al Quran

Setelah Umar bin al-Khattab wafat, tiga malam berikutnya Utsman bin Affan dibaiat menggantikannya. Baiat itu terjadi pada tahun 24 H. Laki-laki yang malaikat pun malu padanya ini berhasil memperluas wilayah kekhilafahan Islam. Pemeluk Islam kian bertambah jumlahnya. Generasi baru muncul menggantikan ayah ayah mereka. Waktu terus berjalan, menderap langkah peradaban, dan masa kenabian pun kian menjauh.

Penduduk wilayah kekhalifahan belajar mebaca Alquran dari sahabat Nabi yang tinggal bersama mereka. Baca lebih lanjut