Sunnah Sunnah Dalam Shalat (8) : Membaca Tasbih ketika Ruku’ & Sujud

8). Membaca bacaan Tasbih ketika Ruku’ dan Sujud

Sebagian Ulama berpendapat mengenai hukum bacaan (tasbih) saat ruku’ dan sujud yaitu sunnah. ([69])

Hal ini berdasarkan keumuman hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu tentang orang yang buruk shalatnya.

أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ المَسْجِدَ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي نَاحِيَةِ المَسْجِدِ، فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ، ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ، فَقَالَ: «وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ، فَارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» فَقَالَ فِي الثَّانِيَةِ، أَوْ فِي الَّتِي بَعْدَهَا: عَلِّمْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَأَسْبِغِ الوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ القِبْلَةَ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ القُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَسْتَوِيَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (7) : Membaca Ayat Alquran selain Al Fatihah

7). Membaca ayat Al-Qur’an selain Al-Fatihah

Disunnahkan membaca suatu surat dari Al-Qur’an setelah selesai dari membaca surat Al-Fatihah. Yaitu pada dua rakaat shalat fajar dan dua rakaat yang pertama dari shalat dzuhur, ashar, maghrib dan ashar. ([38])

Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

فِي كُلِّ صَلَاةٍ قِرَاءَةٌ فَمَا أَسْمَعَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَسْمَعْنَاكُمْ، وَمَا أَخْفَى مِنَّا، أَخْفَيْنَاهُ مِنْكُمْ، وَمَنْ قَرَأَ بِأُمِّ الْكِتَابِ فَقَدْ أَجْزَأَتْ عَنْهُ، وَمَنْ زَادَ فَهُوَ أَفْضَلُ

“Di setiap shalat ada bacaan. Apa saja yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam perdengarkan kepada kami, kami perdengarkan kepada kalian juga. Dan apa yang tidak ditampakkan kepada kami, tidak kami tampakkan kepada kalian. Barang siapa yang membaca Al-Fatihah, maka telah sah shalatnya dan barang siapa yang menambah (bacaan), maka itu lebih baik. ([39])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (6) : Mengucapkan Aamiin

6). Mengucapkan Aamiin

Disunnahkan mengucapkan ‘Aamiin’ ketika selesai dari membaca surat Al-Fatihah, baik bagi imam, makmum ataupun orang yang shalat sendiri. ([29]) Berdasarkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ، فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Jika Imam mengucapkan ‘Aamiin’, maka ucapkanlah ‘Aamiin’. Sesungguhnya barang siapa yang dapat menepati ucapan ‘Aamiin’nya menepati dengan ucapan ‘Aamiin’nya malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ([30])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (5) : Membaca Basmalah

5). Membaca Basmalah dengan lirih saat shalat jahr

Disunnahkan membaca basmalah yaitu (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ) dengan lirih di dalam shalat sebelum membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat yang lain. ([25]) 

Hal itu berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

صَلَّيْتُ خَلَفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، فَكَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ بِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا يَذْكُرُونَ {بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا

Aku shalat di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mereka membaca dengan mengawali ‘Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin’ dan tidak mengucapkan ‘Bismillahhirrahmanirrahim’ di awal surat maupun di akhir surat. ([26])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (4) : Membaca Doa Isti’adzah

4). Membaca Do’a Isti’adzah

Disunnahkan pula membaca Al-Isti’adzah di dalam shalat. ([20]Berdasarkan firman Allah azza wa jalla:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. ([21]).

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (3) : Membaca Doa Istiftah

3). Membaca Do’a Istiftah

Termasuk sunnah-sunnah shalat adalah membaca doa iftitah ketika selesai bertakbir takbiratul ihram. ([18]Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَبَيْنَ القِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً – قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ: هُنَيَّةً – فَقُلْتُ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِسْكَاتُكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالقِرَاءَةِ مَا تَقُولُ؟ قَالَ: ” أَقُولُ: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَد

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam sejenak antara takbir dan membaca (surat Al-Fatihah). Maka aku berkata: Dengan Ayahku dan Ibuku sebagai tebusan wahai Rasulullah, apa yang engkau baca ketika diam sejenak antara takbir dan membaca surat Al-Fatihah?

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (2) : Bersedekap

2). Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (sedekap)

Termasuk sunnah-sunnah dalam shalat adalah meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada saat selesai dari takbiratul ihram. ([13])

Berdasarkan hadits Sahl bin Sa’d berkata:

كَانَ النَّاسُ يُؤْمَرُونَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ اليَدَ اليُمْنَى عَلَى ذِرَاعِهِ اليُسْرَى فِي الصَّلاَةِ

“Orang-orang diperintahkan agar seseorang meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya ketika shalat”. ([14]).

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (1) : Mengangkat Kedua Tangan

1). Mengangkat Kedua Tangan

Mengangkat Kedua Tangan Saat Takbiratul Ihram

Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram adalah sunnah. ([1]Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلاَةَ، وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، رَفَعَهُمَا كَذَلِكَ أَيْضًا، وَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ، وَكَانَ لاَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي السُّجُودِ

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangan beliau sejajar dengan kedua bahu beliau ketika memulai shalat, dan jika bertakbir untuk ruku’. Dan ketika bangkit dari ruku’, beliau mengangkat keduanya pula seraya mengucapkan: ‘sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamdu’. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan itu saat dujud. ([2])

Baca lebih lanjut

Adakah Shalat Sunnah Qabliyah Jum’at ?

Apakah terdapat shalat sunnah rawatib qobliyah (sebelum) Jum’at ataukah tidak, hal ini diperselisihkan oleh para ulama? Kali ini kita akan mengulas sedikit akan masalah tersebut.

Jika kita melihat hadits, begitu pula atsar sahabat disebutkan mengenai adanya empat raka’at shalat sunnah atau selain itu. Namun hal ini bukan menunjukkan bahwa raka’at-raka’at tadi termasuk shalat sunnah rawatib sebelum Jum’at sebagaimana halnya dalam shalat Zhuhur. Dalil-dalil tadi hanya menunjukkan adanya shalat sunnah sebelum Jum’at, namun bukan shalat sunnah rawatib, tetapi shalat sunnah mutlak. Artinya, kita melakukan shalat sunnah dengan dua raka’at salam  tanpa dibatasi, boleh dilakukan berulang kali hingga imam naik mimbar.

Baca lebih lanjut

Shalat Sunnah Qabliyah Isya’ & Ba’diyah Isya’

Bagaimana hukum menjalankan shalat qabliyah Isya dan badiyah Isya? Kali ini kita lihat bahasan dari Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Insya-Allah akan mendapatkan jawaban.

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail

بَابُ سُنَّةُ العِشَاءِ بَعْدَهَا وَقَبْلَهَا

202. Bab Shalat Sunnah Setelah dan Sebelum Isya

Baca lebih lanjut