Khalifah Utsman bin Affan (11) : Peristiwa Setelah Wafatnya Utsman bin Affan

Semakin hari, pengepungan terhadap Amirul Mukminin Utsman bin Affan pun semakin ketat. Sejumlah sahabat dan putra-putra terbaik mereka berdatangan untuk membela pemimpin mereka. Namun Utsman memerintahkan mereka untuk pulang.

Abdullah bin Amir bin Rabi’ah berkata, “Aku bersama Utsman di dalam rumahnya”. Ia berkata, ‘Tegaskan pada mereka yang masih menaatiku untuk menahan diri dan meletakkan senjata mereka’. Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (10) : Terbunuhnya Sang Khalifah

Apa yang disampaikan Hudzaifah bin al-Yaman kepada Umar menunjukkan bahwa para sahabat tahu dengan syahidnya Umar terbukalah pintu fitnah. Karena itulah, Amirul Mukminin Utsman bin Affan cenderung mengambil sikap toleran kepada orang-orang yang menyelisihinya. Banyak mengiyakan orang-orang yang mengadukan pemimpin daerah mereka.

Bahkan saat pemberontak mulai mengincar dirinya. Ingin memakzulkannya dari pucuk pimpinan negara Islam, Utsman berkata kepada mereka, “Demi Allah, sesungguhnya lingkaran fitnah itu sesuatu yang tak berujung. Beruntunglah Utsman jika dia mati dalam keadaan tidak menggerakkannya. Menghalangi manusia, memberikan hak-hak mereka, dan memaafkan mereka. Dan apabila Anda adalah orang yang menjaga hak-hak Allah, janganlah Anda turut mengobarkan fitnah itu.” (ath-Thabari: Tarikh al-Umam wa al-Muluk, 2/471). Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (9) : Sikap Beliau Menghadapi Fitnah adalah Wasiat Kenabian

Wafatnya Umar bin Al-Khaththab [1] adalah awal kemunculan fitnah. Umar z adalah pintu yang menutup fitnah. Begitu pintu dipatahkan, gelombang fitnah akan terus menimpa umat ini, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Hudzaifah bin Al-Yaman z dalam Shahihain.[2].

Pernahkah terbayang bahwa Utsman akan dibunuh dalam keadaan terzalimi? Mungkin kita tidak membayangkannya. Tetapi demi Allah, Utsman bin Affan telah mengetahui dirinya akan terbunuh, dengan kabar yang diperolehnya dari kekasih Allah, Muhammad bin Abdillah shalallahu alaihi wasallam. Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (8) : Terbukalah Pintu Fitnah Di Masa Beliau

Munculnya fitnah pada zaman Sahabat Radhiyallahu anhu terjadi setelah terbunuhnya Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, masa sebelum wafat beliau ibarat sebuah pintu yang terkunci dari berbagai fitnah.

Ketika beliau Radhiyallahu anhu terbunuh, muncullah berbagai fitnah yang besar, dan muncullah orang-orang yang berseru kepadanya (fitnah) dari kalangan orang yang belum tertanam keimanan dalam hatinya, dan dari kalangan orang-orang munafik yang sebelumnya menampakkan kebaikan di hadapan manusia, padahal mereka menyembunyikan kejelekan dan makar terhadap agama ini. Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (4) : Kisah Pembaiatan Menjadi Khalifah

Setelah terjadi penikaman terhadap Khalifah Umar bin Khaththab, orang-orang bertanya kepada beliau tentang siapa yang akan menggantikannya memegang urusan kaum muslimin. Hal ini disebutkan di dalam riwayat Al-Bukhari berikut,

فَقَالُوا أَوْصِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ اسْتَخْلِفْ قَالَ مَا أَجِدُ أَحَدًا أَحَقَّ بِهَذَا الْأَمْرِ مِنْ هَؤُلَاءِ النَّفَرِ أَوْ الرَّهْطِ الَّذِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ فَسَمَّى عَلِيًّا وَعُثْمَانَ وَالزُّبَيْرَ وَطَلْحَةَ وَسَعْدًا وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ

Orang-orang itu berkata, “Berilah wasiat, wahai Amirul Mu’minin. Tentukanlah pengganti anda”. ‘Umar berkata, “Aku tidak menemukan orang yang paling berhak atas urusan ini daripada mereka atau segolongan mereka yang ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat beliau ridha kepada mereka. Maka dia menyebut nama ‘Ali, ‘Utsman, Az-Zubair, Thalhah, Sa’ad dan ‘Abdurrahman…”. Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (3) : Kisah Kedermawanan Menantu Rasulullah

Laki-laki Quraisy ini dikenal dengan gelaran Dzun Nurain, pemilik dua cahaya. Karena ia menikahi dua orang putri Rasulullah ﷺ. Yang pertama Ruqayyah. Setelah Ruqayyah meninggal, Utsman dinikahkan Nabi ﷺ dengan putrinya Ummu Kultsum. Ummu Kultsum juga meninggal di masa hidup Nabi ﷺ.

Dia melakukan dua kali hijrah, yang pertama ke Habasyah. Di sana ia sukses dalam berbisnis. Namun, dua tahun kemudian ia kembali ke Maekah. Dan kemudian turut serta hijrah ke Madinah. Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (2) : Keutamaan Sahabat Utsman radhiyallahu’anhu

Amirul mukminin Utsman bin Affan terkenal dengan akhlaknya yang mulia, sangat pemalu, dermawan, dan terhormat. Terlalu panjang untuk mengisahkan kemuliaan beliau pada kesempatan yang sempit ini.

Keutamaan ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu

1). Salah satu sahabat yang dijamin masuk surga

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Baca lebih lanjut

Khalifah Utsman bin Affan (1) : Silsilah Nasab & Gelarnya

Beliau adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu asy-Syam bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 53 dan Siyar A’lam An-Nubala, jilid 28, halaman 149).

Gelar Dzun Nurain

Di antara sekian banyak sahabat Nabi, hanya Utsman bin Affan radiyallahu ‘anhu yang mendapat laqab (gelar) dzun nurain. Bahkan di antara seluruh manusia sejak Nabi Adam ‘alaihis salam hingga hari kiamat nanti, hanya Utsman bin Affan yang bergelar dzun nurain. Baca lebih lanjut

Teladan Kepemimpinan Usman bin Affan radhiyallahu’anhu

Kepemimpinan bukanlah suatu perkara yang ringan sebagaimana anggapan sementara sebahagian orang. Bahkan kepemimpinan merupakan suatu tanggungjawab besar yang hanya bisa dibawa oleh orang-orang tangguh yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri sebelum datangnya hari di mana ia ditunjuk sebagai pemimpin umat. Tampuk kepemimpinan juga tidak bisa diberikan pada sembarang orang dan tidak pula bisa diwariskan turun temurun kecuali jika keriteria yang menerima sudah dipandang cukup dan matang.

Pada umumnya, orang yang diberi kursi kepemimpinan sebuah negeri tidak lain merupakan orang yang paling hebat dan mulia di zamannya sehingga secara umum tidak ada yang lebih berhak menerima tanggungjawab besar ini kecuali dirinya. Demikian ini merupakan corak kepemimpinan Khulafa’ Rasyidin. Namun nampaknya hal semacam ini jarang terjadi di masa sekarang. Baca lebih lanjut

Profil Singkat Khalifah Usman bin Affan radhiyallahu’anhu

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan.

Ia adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu. Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad yang termasuk Khulafatu Rosyiddin yang ke-3. Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur’an. Baca lebih lanjut