Capaian Capaian Pada Zaman Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq

Di pembahasan sebelumnya kita telah membicarakan tentang pengangkatan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu  menjadi khalifah dan hak serta kelayakan beliau terhadap kepemimpinan tersebut.

Selanjutnya akan kita ulas tentang capaian-capaian yang diraih kaum muslimin  di bawah kepemimpinan Abu Bakar As-Shidiq.

Menciptakan Stabilitas

Kepergian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menimbulkan kegoncangan hebat di tengah-tengah umat Islam. Sebagian kecil dari mereka ada yang berpandangan bahwa ketiadaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam meniscayakan ketiadaan hukum dan kewajiban. Baca lebih lanjut

Khalifah Abu Bakar (13) : Wafatnya Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu

Penulis Kanzul ‘Ummal menukil dari Abu Bakr bin Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar, yang meriwayatkan bahwa menjelang wafatnya, Abu Bakr menulis wasiat yang isinya antara lain.

Bismillahirrahmanirrahim, Ini adalah keputusan Abu Bakr saat terakhirnya di dunia dan akan meninggalkannya, serta awal perjalanannya menuju akhirat dan memasukinya. Saat saat ketika orang yang kafir beriman, orang yang jahat pun bertakwa, dan pendusta berbuat jujur. Baca lebih lanjut

Saat Terakhir Khalifah Abu Bakar radhiyallahu’anhu

Kemenangan tentara kaum muslimin yang dipimpin Khalid radhiyallahu ‘anhu disambut oleh Khalifah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh syukur. Sementara itu, di Persia, kekalahan Hurmuz telah mengobarkan dendam para pembesar dan sebagian rakyatnya. Raja Ardasyir mengirim pasukan lain di bawah pimpinan Qarin bin Qaryanus. Setibanya di Madzar, datanglah sebagian pasukan Hurmuz yang tadi melarikan diri dari Khalid dan pasukannya.

Pasukan muslimin di bawah pimpinan Khalid tetap mengejar, dan bertemu dengan pasukan yang dipimpin oleh al- Mutsanna. Kedua pasukan pun bergabung. Sementara itu, tentara Persia yang melarikan diri dan bergabung dengan pasukan yang dikirim Ardasyir merasa mendapat kekuatan. Mereka mulai bergerak. Baca lebih lanjut

Kodifikasi Al Quran Pada Masa Khalifah Abu Bakar

Di berbagai buku sejarah Islam mencatat bahwa pasca wafatnya Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam yang kemudian diganti dengan terpilihnya secara aklamasi Sahabat Abu Bakar menjadi khalifah pertama, muncul berbagai persoalan yang sangat mendasar di dalam tubuh agama Islam, yakni banyaknya orang yang murtad dengan kembali ke agama nenek moyang mereka, dan banyaknya orang yang membangkang tidak mau membayar zakat, dan yang paling mengenaskan adalah adanya Musaylamah sebagai tokoh yang mengaku sebagai nabi dengan menggubah surat al-fiil untuk menandingi al-Qur’an. Baca lebih lanjut

Abu Bakar dan Kaum Murtad Yang Tidak Mau Bayar Zakat

Pada akhir masa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kabilah-kabilah bangsa arab berbondong-bondong masuk ke dalam agama islam, namun seketika mereka yang baru saja beriman ini mendengar kabar wafatnya Rasulullah, sebagian mereka kembali berpaling ke agama sebelumnya alias murtad, dengan berbagai alasan baik itu alasan ekonomi, loyalitas kesukuan atau malah ingin merebut kekuasaan kaum muslimin.

Nah pada posisi yang genting inilah Abu Bakar sebagai khalifah pertama mengambil langkah yang sangat tegas, bahkan dipandang sangat beresiko oleh sebagian sahabat waktu itu, hingga akhirnya Abu Bakar dapat meyakinkan mereka semua dengan keputusannya seperti yang dikisahkan dalam riwayat berikut : Baca lebih lanjut

Khalifah Abu Bakar (12) : Dahsyatnya Strategi Militer Abu Bakar Ash Shiddiq Taklukkan Romawi & Persia

Dengan mempelajari penaklukan miter yang terjadi pada masa khilafah Abu Bakar, kita mampu melihat pola strategi kunci yang ia gunakan untuk meraih kemenangan melawan musuh. Di antara strategi penting tersebut adalah sebagai berikut:

a). Menaklukkan Wilayah Musuh Satu Kota Satu Waktu

Jelas, bagi kalangan umat Islam, pengambil keputusan dan strategi secara umum dalam perang waktu itu adalah Abu Bakar, bukan para komandannya. Abu Bakar menggunakan layanan dari para utusannya yang terpercaya dan cepat untuk bisa berkomunikasi secara konstan dengan para komandannya. Baca lebih lanjut

Khalifah Abu Bakar (11) : Kebijakan Politik Luar Negeri Sang Khalifah

Di bawah pemerintahannya, Abu Bakar Ash-Shiddiq telah menetapkan beberapa target dalam menerapkan politik luar negerinya, yang terpenting di antaranya ialah:

a). Menanamkan Rasa Kagum dan Takut di Hati Para Pemimpin dan Rakyat Negara Lain

Sebuah negara yang tidak ditakuti oleh negara lain tidak akan pernah bisa mencapai stabilitas atau keamanan; mereka akan terus menerus dipandang oleh negara lain sebagai target yang mudah sebuah negara yang menjadi sasaran empuk invasi. Abu Bakar memahami realitas ini dengan sangat baik, karenanya salah satu tujuan utama kebijakan luar negeri beliau adalah untuk menanamkan rasa takut di hati musuh. Baca lebih lanjut

Khalifah Abu Bakar (10) : Penaklukan Iraq & Syam

Selain itu, Abu Bakar juga melanjutkan misi dakwah ekspansif ke wilayah Syam dan Iraq.

Penaklukan Iraq

Ketika peperangan melawan orang murtad telah berakhir, kebijakan selanjutnya yang ditempuh Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah membuka wilayah di Jazirah Arab. Abu Bakar Ash-Shiddiq mulai melaksanakan rencana penaklukan yang sesungguhnya telah dirancang oleh Rasulullah semasa hidupnya. Ia pun mengirimkan pasukan untuk menaklukkan Iraq dan Syam. Baca lebih lanjut

Khalifah Abu Bakar (9) : Memerangi Nabi Palsu & Kaum Murtad

Selain melanjutkan amanah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengirimkan pasukan Usamah bin Zaid, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga mengambil sikap tegas terhadap orang-orang murtad.

Memerangi Nabi Palsu dan Orang Murtad

Berita wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjadi buah bibir di kalangan bangsa Arab. Pada saat itu, bara api kemurtadan mulai bermunculan. Meski gerakan kemurtadan sudah mulai muncul pasca ‘Amul Wafud (Tahun Delegasi) pada sembilan Hijriah, namun baru setelah wafatnya Rasulullah mereka berani menampakkannya secara terang-terangan. Baca lebih lanjut

Khalifah Abu Bakar (8) : Pengiriman Pasukan Usamah bin Zaid

Manakala bangsa Arab mendengar berita wafatnya Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam-, banyak dari mereka yang murtad. Gelombang orang-orang yang murtad ini menimbulkan ancaman besar di Jazirah Arab. Muncul juga orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Bahkan mereka memobilisasi pasukan untuk memerangi umat Islam. Selain itu, juga ada gelombang mereka yang enggan mengeluarkan zakat.

Aisyah radhiyallahu anha, Ummul Mukminin menggambarkan keadaan saat itu dengan ungkapan, “Tatkala Rasulullah wafat, orang-orang Arab kembali murtad secara besar-besaran dan kemunafikan pun merajalela. Demi Allah! Aku mendapat beban yang berat, seandainya ia menimpa gunung yang kokoh niscaya ia akan hancur lebur. Para sahabat Muhammad ibarat domba yang diguyur hujan lebat pada malam hari di suatu kebun yang berada di tengah-tengah padang yang dipenuhi binatang buas”. Baca lebih lanjut