Kumpulan Artikel Seputar Sirah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Dan kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amalan-amalan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang bisa memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan- Nya.

Baca lebih lanjut

Timeline Sejarah Perjuangan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam

Patut disadari, tujuan mempelajari sirah Nabi bukanlah hanya untuk mengetahui rangkaian peristiwa dan memetik pelajaran dalam kejadian penting. Tujuan terpenting dari studi sirah adalah agar setiap muslim dapat melihat potret agama Islam secara utuh dalam sosok teladan terbaik : Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tujuan Studi Sirah

Pertamamemahami kepribadian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui napak tilas kehidupan yang beliau lalui.

Keduaagar setiap orang dapat menemukan sosok suritauladan paling luhur.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (Al-Ahzab: 21).

Baca lebih lanjut

Mukjizat Nabi Muhammad (15) : Berita Pembebasan Konstantinopel

Berikutnya janji Nabi yang akhirnya melahirkan kisah yang cukup fenomenal adalah kabar pembebasan Konstantinopel.

Dalam sabdanya, Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira kepada  para sahabatnya, “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad).

Baca lebih lanjut

Mukjizat Mukjizat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Bukti-bukti kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat banyak, tidak mampu kita batasi dengan angka atau jumlah tertentu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumallah berkata, “Ayat-ayat dan burhan yang menunjukkan kenabian Nabi kita Muhammad n sangat banyak dan beragam, lebih banyak dan lebih agung daripada ayat-ayat nabi sebelum beliau.” (al-Jawab ash-Shahih).

Baca lebih lanjut

Sirah Nabi (59) : Kedatangan Delegasi Dari Penjuru Arab

Setelah penaklukan kota Makkah terjadilah perubahan yang besar pada kondisi masyarakat Arab, baik di Makkah atau di luarnya, sehingga para kabilah mulai mengirim rombongan delegasi (utusan)  kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyampaikan keislaman mereka. Rombongan utusan inilah yang dikenal dengan al-Wufûd.

Al-Wufûd (Datangnya Delegasi dari Penjuru Arab)[1] sendiri dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak/plural dari kalimat wafd yang berarti utusan, atau bentuk jamak dari subyeknya yaitu wâfid [2].

Baca lebih lanjut

Kisah Taubat Tiga Sahabat Yang Tidak Ikut Dalam Perang Tabuk

Setelah menempuh perjalanan panjang dan lama dari Tabûk, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasukan kaum Muslimin tiba di Madinah. Setibanya di Madinah, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki masjid lalu shalat dua rakaat. Demikianlah kebiasaan beliau setelah melakukan perjalanan jauh.

Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dan orang-orang yang tidak ikut dalam perang Tabûk mulai berdatangan menemui Beliau sambil menjelaskan alasan mereka tidak ikut dalam perang Tabûk.

Baca lebih lanjut

Kisah Kejujuran Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu

Dari Ibnu Syihab, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Ka’ab bin Malik, diriwayatkan, bahwa Abdullah bin Ka’ab bin Malik -dia adalah penuntun Ka’ab dari anak-anaknya saat Ka’ab menjadi buta- berkata: “Saya mendengar Ka’ab bin Malik bercerita tentang kisahnya saat tidak ikut dalam perang Tabuk“.

Ka’ab bercerita, ‘Saya tidak pernah absen dalam peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam kecuali perang Tabuk.

Baca lebih lanjut

Kisah Ka’ab bin Malik, Saat Semua Berpaling (6/6)

Rasulullah mulai melarang kaum muslimin berbicara dengan kami bertiga di antara orang-orang yang tertinggal. Akhirnya, orang banyak mulai menjauhi kami. Keadaan pun berubah, sampai saya merasa diri saya asing di bumi ini (Madinah). Seolah-olah tanah (Madinah) ini bukan seperti yang saya kenal. Dan kami merasakannya selama lima puluh hari.

Kedua sahabatku merasa hina dan hanya berdiam diri di rumah mereka sambil menangis. Sedangkan aku yang lebih muda dan lebih tabah, selalu keluar dan ikut shalat bersama kaum muslimin, berkeliling di pasar-pasar dalam keadaan tidak seorang pun mengajakku bicara.

Baca lebih lanjut

Kisah Ka’ab bin Malik, Saat Semua Berpaling (5/6)

Telah tiba hukuman bagi Ka’ab bin Malik Radhiallahu’anhu. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam memerintahkan kepada seluruh muslim di kota Madinah untuk mendiamkan Ka’ab dan kedua mu’minin lainnya yang tidak ikut Perang Tabuk, yakni Murarah bin Rabi’ah al-‘Amiri dan Hilal bin Umayyah al-Waqifi sebagai wujud hukuman kepada Ka’ab untuk selama 50 hari.

Seketika itu kota Madinah berubah bagi mereka bertiga. Ka’ab serasa bukan tinggal di kota Madinah. Setiap orang yang akan jalan berpas-pasan dengan Ka’ab, seketika menjauh. Setiap orang tidak sengaja eye contact dengan Ka’ab, seketika berpaling.

Baca lebih lanjut

Kisah Ka’ab bin Malik, Saat Semua Berpaling (4/6)

Minggu lalu kita sudah mengikuti penuturan kisah Ka’ab bin Malik RadhiAllahu’anhu dan penyikapannya untuk memilih jalan kejujuran dalam menyampaikan ketiadaan uzur yang dimilikinya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam karena tidak mengikuti perang Tabuk.

Dirinya lebih memilih dimarahi oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam daripada dimurkai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca lebih lanjut