Seputar Adzan & Iqamat Shalat

Oleh Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi

A. Hukum Adzan

Adzan adalah pemberitahuan tentang masuknya waktu shalat dengan lafazh yang khusus [1]. Hukumnya adalah wajib.

Dari Malik bin al-Huwairits, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ.

Jika telah tiba (waktu) shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan untuk kalian. Dan hendak-lah yang paling tua di antara kalian mengimami kalian.”[2]

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (14) : Shalat Menghadap Sutrah

14). Shalat ke arah Sutrah

Secara Bahasa sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Mukhtar As-Shihhaah:

مَا يُسْتَرُ بِهِ كَائِنًا مَا كَانَ

Apapun yang menutupi” ([104])

Adapun secara istilah,

مَا يُنْصَبُ أَمَامَ الْمُصَلِّي، مِنْ عَصًا أَوْ تَسْنِيمِ تُرَابٍ أَيْ تَكْوِيمِهِ وَنَحْوِهِ، لِمَنْعِ الْمُرُورِ أَمَامَهُ

“segala sesuatu yang ditegakkan di depan orang yang sedang shalat, berupa tongkat, atau tanah yang disusun, atau semacamnya untuk mencegah orang lewat di depannya.” ([105])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (13) : Sujud Tilawah

13). Sujud Tilawah

Tata cara

Takbir untuk sujud tilawah

Pertama : Di luar Shalat

Terdapat perselisihan antara ulama:

  1. Tidak bertakbir, ini adalah pendapat Abu Hanifah, alasan mereka adalah karena tidak ada hadits shahih yang mendasarinya.
  2. Bertakbir ketika turun untuk sujud, ini adalah pendapat mayoritas fuqaha. ([89])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (12) : Mengucapkan Salam Kedua

12). Mengucapkan salam yang Kedua

Mengucapkan salam yang kedua adalah sunnah. ([83]Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوْتَرَ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ لَمْ يَقْعُدْ إِلَّا فِي الثَّامِنَةِ، فَيَحْمَدُ اللَّهَ وَيَذْكُرُهُ وَيَدْعُو، ثُمَّ يَنْهَضُ وَلَا يُسَلِّمُ، ثُمَّ يُصَلِّي التَّاسِعَةَ، فَيَجْلِسُ فَيَذْكُرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَيَدْعُو، ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً يُسْمِعُنَا، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ، فَلَمَّا كَبِرَ وَضَعُفَ أَوْتَرَ بِسَبْعِ رَكَعَاتٍ لَا يَقْعُدُ إِلَّا فِي السَّادِسَةِ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَلَا يُسَلِّمُ، فَيُصَلِّي السَّابِعَةَ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

Rasulullah jika mendirikan shalat witir dengan Sembilan rakaat, maka beliau tidak duduk (tasyahhud akhir) kecuali pada rakaat ke delapan. Setelah itu beliau memuji Allah, berdzikir dan berdoa. Kemudian bangkit dan tidak mengucapkan salam.

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (11) : Membaca Doa pada Tasyahud Akhir

11). Do’a Pada Saat Tasyahhud Akhir

Disunnahkan bagi orang yang shalat untuk berdoa sekehandaknya setelah tasyahhud akhir. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَقُلْ: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، فَإِذَا قَالَهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ

Jika salah seorang dari kalian duduk di dalam shalat maka ucapkanlah: 

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (10) : Membaca Tasbih Lebih Dari Satu Kali dalam Ruku’ & Sujud

10). Membaca Tasbih Lebih Dari Satu Kali Dalam Ruku’ dan Sujud

Disunnahkan membaca bacaan tasbih ketika ruku’ dan sujud lebih dari satu kali. ([78]) 

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا رَكَعَ أَحَدُكُمْ فَقَالَ: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ رُكُوعُهُ وَذَلِكَ أَدْنَاهُ، وَإِذَا سَجَدَ فَقَالَ: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَدْ تَمَّ سُجُودُهُ وَذَلِكَ أَدْنَاهُ

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (9) : Membaca Tasmi’ & Tahmid

9). Membaca Bacaan Tasmi’ dan Tahmid

Mengucapkan Tasmi’ dan Tahmid ketika bangkit dari ruku’ seperti Malikiyyah, Hanafiyyah dan Syafi’iyyah adalah sunnah. ([72]) Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، قَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ يُكَبِّرُ، وَإِذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ، قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ

Nabi shallallahu ‘aaihi wasallam jika mengucapkan: ‘Sami’allahu liman hamidah’, maka beliau juga mengucapkan: ‘Allahumma rabbana lakal hamdu.’. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir jika ruku’ dan jika bangkit mengangkat kepalanya. Dan apabila bangkit dari dua sujud maka beliau mengucapkan: ‘Allahu Akbar’. ([73])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (8) : Membaca Tasbih ketika Ruku’ & Sujud

8). Membaca bacaan Tasbih ketika Ruku’ dan Sujud

Sebagian Ulama berpendapat mengenai hukum bacaan (tasbih) saat ruku’ dan sujud yaitu sunnah. ([69])

Hal ini berdasarkan keumuman hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu tentang orang yang buruk shalatnya.

أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ المَسْجِدَ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي نَاحِيَةِ المَسْجِدِ، فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ، ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ، فَقَالَ: «وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ، فَارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» فَقَالَ فِي الثَّانِيَةِ، أَوْ فِي الَّتِي بَعْدَهَا: عَلِّمْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَأَسْبِغِ الوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ القِبْلَةَ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ القُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَسْتَوِيَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (7) : Membaca Ayat Alquran selain Al Fatihah

7). Membaca ayat Al-Qur’an selain Al-Fatihah

Disunnahkan membaca suatu surat dari Al-Qur’an setelah selesai dari membaca surat Al-Fatihah. Yaitu pada dua rakaat shalat fajar dan dua rakaat yang pertama dari shalat dzuhur, ashar, maghrib dan ashar. ([38])

Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

فِي كُلِّ صَلَاةٍ قِرَاءَةٌ فَمَا أَسْمَعَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَسْمَعْنَاكُمْ، وَمَا أَخْفَى مِنَّا، أَخْفَيْنَاهُ مِنْكُمْ، وَمَنْ قَرَأَ بِأُمِّ الْكِتَابِ فَقَدْ أَجْزَأَتْ عَنْهُ، وَمَنْ زَادَ فَهُوَ أَفْضَلُ

“Di setiap shalat ada bacaan. Apa saja yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam perdengarkan kepada kami, kami perdengarkan kepada kalian juga. Dan apa yang tidak ditampakkan kepada kami, tidak kami tampakkan kepada kalian. Barang siapa yang membaca Al-Fatihah, maka telah sah shalatnya dan barang siapa yang menambah (bacaan), maka itu lebih baik. ([39])

Baca lebih lanjut

Sunnah Sunnah Dalam Shalat (6) : Mengucapkan Aamiin

6). Mengucapkan Aamiin

Disunnahkan mengucapkan ‘Aamiin’ ketika selesai dari membaca surat Al-Fatihah, baik bagi imam, makmum ataupun orang yang shalat sendiri. ([29]) Berdasarkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ، فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Jika Imam mengucapkan ‘Aamiin’, maka ucapkanlah ‘Aamiin’. Sesungguhnya barang siapa yang dapat menepati ucapan ‘Aamiin’nya menepati dengan ucapan ‘Aamiin’nya malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ([30])

Baca lebih lanjut