Saat situasi genting di Perang Badar. Umat Islam yang berjumlah tiga ratus beberapa belas orang dengan tanpa persenjataan lengkap disongsong oleh 950 pasukan musyrik Mekah dengan perlengkapan perangnya. Jibril datang atas perintah Rabb-Nya dengan membawa ribuan pasukan malaikat dari langit ke-3.
Rasulullah ﷺ mengabarkan kepada Abu Bakar, “Bergembiralah wahai Abu Bakar. Pertolongan Allah datang. Ini Jibril di giginya ada debu-debu (dari medan perang)”. (Fiqhu ash-Shirah, Hal: 408).
Dalam hadits yang lain, beliau bersabda,
هَذَا جِبْرِيْلُ آخِذٌ بِرَأْسِ فَرَسِهِ عَلَيْهِ أَدَاةُ الْحَرْبِ
“Ini adalah Jibril sedang memegang kepala kudanya, dan ia membawa peralatan perang.” (HR. al-Bukhari, no. 3995).
Bagaimana kiranya, jika Jibril yang perkasa turut membantu dalam peperangan?
Pasukan mana yang akan menderita kekalahan ketika Allah telah memberikan pertolongan sedemikian? Saat kemenangan diraih, ribuan malaikat itu tidak serta merta menghabisi semua musuh yang ada di medan laga. Inilah hikmah agama kita yang mulia, 950 orang musyrik itu tidak dibinasakan seketika. Perang dalam Islam bukan berarti membunuh dan membantai.
Jika Allah menghendaki, tentu saja ribuan malaikat dari langit ketiga itu mampu menghabisi mereka semua. Namun di akhir peperangan hanya 70 orang musyrik yang tewas dan 70 lainnya ditawan.
***
Read more https://kisahmuslim.com/4889-jibril-yang-perkasa-pemimpin-para-malaikat-22.html