Sebelumnya perlu diingat, Allah Subhanahu wata’ala sajalah yang mengetahui perkara gaib. Allah Subhanahu wata’ala menyingkap sebagian tabir gaib kepada nabi dan rasul sebagai bukti kebenaran dakwah mereka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا () إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“(Dia adalah Rabb) yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu kecuali kepada rasul yang diridhai- Nya. Sesungguhnya Dia mengadakanpenjaga-penjaga (malaikat) di muka dandi belakangnya.” (al-Jin: 26—27).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لاَ تَسْمَعُونَ، أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحَقٌّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ؛ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلاَّ وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا عَزَّ وَجَلَّ، وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ، وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَوَدِدْتُ أَنِّي شَجَرَةٌ تُعْضَدُ
“Sesungguhnya aku melihat apa yangtidak kalian lihat, dan aku mendengar apayang tidak kalian dengar, langit-langitbergoncang, dan pantas jika langitlangitbergoncang. Tidak ada ruang lebih dari empat jari di langit kecuali ada malaikat yang meletakkan dahinya bersujud kepada Allah Subhanahu wata’ala. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis, serta kalian juga akan sedikit bermesraan dengan istri-istri di atas ranjang. Sungguh,kalian pasti akan keluar ke jalan-jalanuntuk meminta kepada Allah Subhanahu wata’ala denganberteriak-teriak. Aku berharap kalaulahaku hanya sebuah pohon yang terpotong.”(HR. at-Tirmidzi dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu)
Di antara berita gaib, ketika Perang Badr, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada para sahabat tentang beberapa pembesar pasukan kafir Quraisy yang akan menemui ajalnya di Badr, bahkan beliau tunjukkan tempat-tempat kematian mereka.
Apa yang beliau kabarkan benar-benar terjadi. Nama-nama para tokoh musyrikin Quraisy yang beliau sebut mati terhina di tempat-tempat yang beliau tunjukkan.
Di antara berita gaib, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengabarkan bahwa Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhu wafat dalam keadaan syahid.
Berita ini pun terwujud.
Al-Imam al-Bukhari rahimahumallah dalam Shahih-nya meriwayatkan bahwa suatu hari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke atas Gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Tiba-tiba gunung bergoncang, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اسْكُنْ أُحُدُ، مَا عَلَيْكَ إِلا نَبِيٌّ، وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ
“Tenanglah, wahai Uhud, karena sungguh di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq, dan dua orang syahid (yakni Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhu).”
Pada 23 H, Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu meninggal syahid, dibunuh oleh Abu Lu’lu’ al-Majusi. Pada 35 H Utsman radhiyallahu ‘anhu juga terbunuh syahid dalam sebuah tragedi berdarah yang didalangi oleh Abdullah bin Saba’ al-Yahudi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah mengabarkan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu terbunuh syahid, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَشْقَى الْأَوَّلِينَ عَاقِرُ النَّاقَةِ وَأَشْقَى الْآخِرِينَ الَّذِي يَطْعَنُكَ يَا عَلِيُّ-وَأَشَارَ حَيْثُ يُطْعَنُ
“Orang yang paling binasa dari umat terdahulu adalah penyembelih unta (dari kaum Nabi Shalih ‘Alaihissalam), dan manusia paling celaka dari umat ini adalah orang yang membunuhmu wahai ‘Ali!” seraya menunjuk letak tikaman di tubuh Ali radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ddalam ath-Thabaqatul Kubra (35/3)dengan sanad mursal, tetapi memiliki syawahid (penguat-penguat) dari haditslain. (Lihat ash-Shahihah 78/3 no1088).
Di antara berita gaib, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan wafatnya para panglima perang muslimin dalam Perang Mu’tah.
Pada Jumadal Ula tahun kedelapan Hijriah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus tiga ribu tentara Islam menuju Syam.
Ketika itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menunjuk Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhu sebagai pemimpin pasukan. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنْ قُتِلَ زَيْدٌ فَجَعْفَرٌ، فَإِنْ قُتِلَ جَعْفَرٌ فَعَبْدُ اللهِ بْنُ رَوَاحَةَ
“Jika Zaid terbunuh, penggantinya adalah Ja’far. Jika Ja’far terbunuh, penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah.” (HR. al-Bukhari [16/98]no. 4261)
Ibnu Sa’d rahimahumallah dalam ath-Thabaqat al-Kubra menambahkan bahwa RasulullahShallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Apabila Abdullah terbunuh, hendaknya kaum muslimin memilih salah seorang mereka sebagai penggantinya.” (ath-Thabaqat [2/128]namun sanadnya mu’allaq)
Subhanallah, nama-nama panglima perang Rasul meninggal sesuai urutanyang beliau sebutkan, Zaid bin Haritsah,Ja’far, kemudian Abdullah bin Rawahah. Setelah itu Khalid bin al-Walid memimpin pasukan dan melanjutkanpertempuran.
Di antara saksi hidup Perang Mu’tah adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata tentang wafatnya Ja’far,
فَكُنْتُ مَعَهُمْ فِي تِلْكَ الْغَزْوَةِ، فَالْتَمَسْنَا جَعْفَرَ بْنَ أَبِي طَالِبٍ فَوَجَدْنَا بِمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ بِضْعًا وَتِسْعِينَ مَا بَيْنَ رَمْيَةٍ وَطَعْنَةٍ
“Ketika itu aku bersama merekadalam Perang Mu’tah. Kami mencariJa’far bin Abi Thalib. Kami mendapatidi bagian depan jasadnya ada sembilanpuluh sekian luka bekas anak panahatau tikaman.”
Di antara berita gaib adalah berita angin topan yang beliau kabarkan dalam Perang Tabuk, perang terakhir yang beliau ikuti.
Mukjizat ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
Sahabat Abu Humaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk Perang Tabuk. Dengan mengharap ridha-Nya, sahara kami lalui. Dalam perjalanan itu, kami pun tiba di Wadi al- Qura dan singgah di sebuah perkebunan kurma milik seorang wanita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat, ‘Coba kalian taksir (berapa kirakira kebun ini menghasilkan panennya)!’ Kita pun mengira-ira berapa kurma yang dihasilkan dari kebun itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menaksirnya sebanyak sepuluh wasaq. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Wahai pemilik kebun, hitunglah hasil kebunmu, sampai nanti kita kembali kepadamu insya Allah.’
Tentara – tentara Allah Subhanahu wata’ala kembali melanjutkan perjalanan. Kami meninggalkan Wadi al-Qura. Setiba di Tabuk, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Angin besar akan menimpa kalian malam ini. Maka dari itu, jangan sekali-kali salah seorang dari kalian berdiri. Siapa yang memiliki unta hendaknya dia ikat erat-erat untanya.”
Kabar Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam terjadi, angin yang sangat besar menerpa. Semua yang mengiringi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Perang Tabuk menyaksikan kebenaran berita beliau, sebagai mukjizat dari Allah Subhanahu wata’ala. Badai angin datang mengempaskan apa saja yang dilaluinya. Saat angin bertiup kencang, seorang laki-laki berdiri. Angin pun mengempas dan membawanya hingga terlempar di Gunung Thayyi’….
Itulah sebagian kejadian di Tabuk. Waktu berlalu hingga datanglah saat kembali ke Madinah. Seperti dijanjikan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali singgah di Wadi al-Qura, di kebun wanita tempat dahulu mereka singgah.
Rasulullah bertanya pada wanita pemilik kebun, “Berapa kurma-kurma yang dihasilkan dari kebunmu?” Wanita itu berkata, “Sepuluh wasaq.”—sesuai taksiran Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan hingga sampai ke Thaibah. Di antara berita gaib, saat sakit menjelang Rasulullah wafat, beliau mengabarkan kepada Fathimah bahwa sakit yang beliau derita berakhir dengan wafatnya beliau.
Beliau kabarkan pula kepada Fathimah bahwa dialah orang pertama dari keluarga Rasulullah yang akan menyusul beliau. Kabar itu pun terjadi.
Di waktu dhuha saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sakit, beliau memanggil Fathimah radhiyallahu ‘anha dan membisikkan sesuatu kepada sang putri. Tiba-tiba Fathimah radhiyallahu ‘anha menangis berlinangan air mata. Lalu beliau membisikkan sesuatu lagi, tibatiba Fathimah radhiyallahu ‘anha tertawa.
Sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Fathimah radhiyallahu ‘anha ditanya tentang apa yang dibisikkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan apa yang membuat Fathimah menangis dan tertawa. Fathimah menjawab,
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepadaku bahwa beliau akan wafat karena sakit beliau, aku pun menangis mendengarnya. Lalu beliau membisikkan bahwa aku adalah keluarga beliau yang pertama segera menyusul mengikuti beliau, aku pun tertawa.” ( HR. al- Bukhari no. 4433, 4434 dan Muslim [4/1904 no. 2450])
Dalam sebagian riwayat, yang menyebabkan Fathimah radhiyallahu ‘anha tertawa adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Fathimah, tidakkah engkau ridha engkau menjadi pemuka wanita wanita kaum mukminin, pemuka wanitawanita umat ini….” (HR. al-Bukhari no. 3623 dan Muslim [4/1905 no. 2450])
Berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam benar-benar terjadi, beliau wafat. Kurang lebih enam bulan sepeninggal beliau, Fathimah radhiyallahu ‘anhu menyusul, meraih janji surga yang telah dikabarkan oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Enam berita gaib di atas telah terjadi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengabarkan banyak hal gaib yang sampai saat ini belum terjadi dan pasti akan terjadi.
Di antara berita tersebut adalah pertempuran akhir zaman antara kaum muslimin dan Yahudi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُالْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ : يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ. إِ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi Yahudi, membunuhi mereka. Sampai ketika Yahudi bersembunyi di balik batu atau pohon, batu dan pohon berkata, ‘Wahai muslim, wahai Abdullah, Yahudi ada di belakangku. Kemari dan bunuhlahdia.’ Kecuali pohon gharqad, (dia tidakberbicara) karena dia dari pohon Yahudi.”
***