Hasan bin Ali bin Abu Thalib (1) : Kelahiran & Masa Kecilnya


Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi, cucu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Putera dari puteri beliau Fathimah az-Zahra dan raihanah (kesayangan) beliau. Orang yang paling mirip wajahnya dengan beliau.

Ia Lahir pada pertengahan Ramadhan tahun 3 H. Rasulullah mentahniknya dengan ludah beliau dan memberinya nama al-Hasan.

Ia adalah putra tertua Ali bin Abi Thalib,  Rasulullah sangat mencintainya dan kadang kala ia menjilati lidahnya sewaktu ia masih kecil, memeluknya dan bercanda dengannya. Terkadang ia mendatangi Rasulullah saat beliau sedang sujud lalu naik ke atas punggung beliau. Beliau membiarkannya dan memanjangkan sujud karenanya.

Dan kadang kala ia membawanya naik ke atas mimbar.

Dalam hadits shahih disebutkan bahwa ketika Rasulullah berkhutbah, beliau melihat al-Hasan dan al-Husain datang menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan menggendong mereka berdua lalu membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Maha benar Allah“. Selanjutnya beliau membaca firman Allah Swt, Artinya  : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) ‘(At-Taghabun: 15).

“Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan jatuh, aku tidak sabar sampai turun mengambil keduanya. “  Kemudian beliau berkata,  “Sesungguhnya kalian (anak-anak tersebut) termasuk kesayangan Allah Dan kalian membuat kami bakhil dan penakut.”

Beberapa riwayat menjelaskan kan bahwa Hasan lebih mirip kepada Rasulullah daripada kepada Ali bin Abi Thalib selaku ayahnya.

Tentang kemiripan Hasan dengan Rasulullah, disebutkan bahwa ketika Abu Bakar selesai mengimami kaum muslimin shalat beberapa malam setelah Rasulullah wafat. Kemudian beliau bersama Ali berjalan keluar. Lalu beliau melihat Hasan sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Abu Bakar menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “Demi Allah, Anak ini sangat mirip dengan Rasulullah, Tidak mirip dengan Ali.”

Ali tersenyum saja mendengarnya. Hal ini dibenarkan juga oleh Ali bin Abi Thalib seraya berkata,  ” Hasan sangat mirip dengan Rasulullah saw. antara dada dan kepalanya. Dan Husain mirip dengan Rasulullah dari dada ke bawah.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Ali berkata,” Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari wajah sampai ke pusarnya. Dan Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari pusar ke bawah.”

Semenjak kecil Hasan dan Husain sangat disayangi oleh Rasulullah, suatu waktu ia digendong oleh Nabi diatas pundaknya seraya bersabda : “Ya Allah, aku mencintainya maka cintailah dia.”

Dan Rasulullah sering kali keluar menemui para sahabatnya sambil menggendong Hasan dan Husein diatas pundak beliau, sambil sesekali mencium Hasan dan sesekali mencium Husain sampai ia berada di depan para sahabatnya.

Seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah saw., Kamu kelihatannya sangat mencintai keduanya.” Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mencintai keduanya berarti ia telah mencintaiku dan barang-siapa membuat keduanya marah berarti ia telah membuatku marah.” 

Pada saat Rasulullah shalat, beliau pernah menempatkan mereka berdua di sampingnya. Kedua cucunya ini memperhatikan gerak gerik beliau dalam shalatnya. Bahkan, ketika beliau sujud, kedua anak itu melompat ke belakang beliau. 

Maka ada seseorang yang mencoba melarang anak-anak itu, tapi beliau mengisyaratkan supaya dibiarkan saja kedua cucunya bermain di belakangnya. Jika Rasulullah hendak mengerjakan shalat, maka beliau meletakkan Hasan dan Husain. Kemudian beliau bersabda: “Siapa yang kasih kepadaku harus ia kasih kepada yang dua ini (Hasan dan Husain).” 

Demikian besarnya sayangnya Rasulullah Saw kepada kedua cucunya tersebut. Hingga pada suatu ketika Rasulullah saw. mengimami mereka shalat dalam sebuah shalat di malam hari. 

Beliau sujud dan memperpanjang sujud. Setelah salam beliau berkata kepada para makmum:  “Sesungguhnya cucuku ini yakni Hasan naik ke atas punggungku dan aku tidak ingin mengusirnya sampai ia merasa puas.

Umar bin Khattab pernah menyaksikan Rasulullah sedang menggendong Hasan dan Husain, seorang di bahu kanan dan yang seorang lagi di bahu kiri beliau. Maka Umar berkata kepada Hasan dan Husain, “Kuda yang paling baik adalah di bawah kamu (Rasulullah).” 

Rasulullah melirik ke cucunya lalu berkata, “Dan penunggang kuda yang paling mahir adalah kamu berdua.” 

Di dalam rumahnya sendiri, Rasulullah membawa Hasan dan Husain pada belakangnya, kemudian beliau berjalan dengan tangan dan kaki sambil berkata: “Unta yang paling baik adalah unta kalian, dan sebaik-baik pasangan adalah kamu berdua.”  

Pernah terjadi, ketika para Sahabat duduk di sekeliling Rasulullah ketika matahari hampir tenggelam, maka datang orang memberitahukan beliau bahwa Hasan dan Husain telah hilang entah ke mana.

Mendengar yang demikian membuat Rasulullah takut lalu berkata kepada para Sahabat , “Bangkitlah kamu, pergi cari anakku!”

Kemudian beliau mengajak salah seorang di antara Sahabat ikut bersamanya. Rasulullah menyeru semua Sahabat agar sama-sama menemukan Hasan dan Husain sebelum malam tiba, tapi tidak juga ditemukan. Tiba di suatu tempat, melihat Hasan dan Husain berpelukan dan amat ketakutan karena di hadapan mereka ada seekor ular besar yang dari mulutnya keluar api. Dengan cepat, Rasulullah mengambil perhatian ular itu agar beralih kepadanya.Tidak lama kemudian ular itu pergi ke celah-celah batu. Beliau terus mengambil Hasan dan Husain, memisahkan keduanya, lalu menyapu wajah keduanya. Sambil memeluk keduanya, Rasulullah SAW bersabda: “Demi ayah dan ibuku, kamu berdua teramat mulia di sisi Allah.” 

Sesudah itu barulah nafas Hasan dan Husain kembali seperti biasa. Kemudian beliau pun mengangkat keduanya, seorang ke bahu kanan dan seorang lagi ke bahu kirinya. 

Pernah Rasulullah masuk ke rumah putrinya Fatimah bertujuan untuk berziarah dan memberi ketenangan jiwa kepadanya, lalu beliau bertanya tentang kondisi dirinya dan rumah tangganya. Beliau juga bertanya pada suami dan anak-anaknya. Rasulullah berkata kepada Fatimah, “Suruhlah suami dan anak-anakmu datang ke mari.”

Lalu Fatimah memanggil mereka semua, maka mereka pun datang sambil memberi salam kepada Rasulullah dan menyambut beliau dengan gembira.

Dalam kesempatan itu Rasulullah bergurau senda dan beramah mesra dengan mereka. Setelah suasana sudah tenang maka beliau menyuruh mereka duduk di hadapannya lalu beliau berdoa untuk mereka: “Ya Allah, mereka ini adalah keluarga Muhammad. Berikan rahmat dan berkah-Mu kepada mereka sebagaimana telah Engkau berikan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mulia. Ya Allah, inilah keluargaku, hilangkanlah dari mereka kekotoran dan bersihkan mereka dengan kesucian. Ya Allah, redhailah mereka sebagaimana aku ridha kepada mereka. “

Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS Al Ahzab: 33)

Abu Bakar ash-Shiddiq ikut memuliakan, menghormati, mencintai dan setia kepada Hasan. Demikian pula Umar bin al-Khaththab. Ketika Umar mencatat nama-nama sahabat yang berhak mendapat santunan negara, beliau memasukkan Hasan dan Husain dalam deretan sahabat yang mengikuti perang Badar yang mendapat lima ribu dirham sebulan.

Demikian pula Utsman bin Affan memuliakan Hasan dan Husain dan mencintai keduanya. Pada hari pengepungan terhadap Utsman bin Affan Hasan bin Ali berada di sisinya dengan pedang terhunus untuk melindungi Utsman. Akan tetapi Utsman mengkhawatirkan keselamatannya. Utsman bersumpah menyuruhnya kembali ke rumah agar hati Ali menjadi tenang. Karena beliau sangat mengkhawatirkan keselamatannya.

Demikian pula Ali sangat memuliakan Hasan, menghormati dan mengagungkannya.

***

selengkapnya dalam sumber : http://kisahkeluargadansahabatnabi.blogspot.com/p/hasan-bin-ali-bin-abi-thalib-ra_1130.html/

5 responses to “Hasan bin Ali bin Abu Thalib (1) : Kelahiran & Masa Kecilnya

  1. Ping balik: Hasan bin Ali bin Abu Thalib (5) : Al Hasan Menjadi Khalifah | Abu Zahra Hanifa

  2. Ping balik: Hasan bin Ali bin Abu Thalib (8) : Setelah Mundur Sebagai Khalifah | Abu Zahra Hanifa

  3. Ping balik: Biografi Husein bin Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu | Abu Zahra Hanifa

  4. Ping balik: Husein bin Ali bin Abu Thalib (1) : Nasab & Kelahirannya | Abu Zahra Hanifa

  5. Ping balik: Kumpulan Artikel Seputar Sahabat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam | Abu Zahra Hanifa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s