Mu’awiyah adalah khâl (saudara dari Ummul-Mukminin) dan ipar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mu’awiyah adalah saudara ummul mukminin istri Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam Ummu Habibah Ramlah bintu Abi Sufyân.
KEISLAMAN MU’AWIYAH BIN ABI SUFYAN
Para ulama sejarah sepakat tentang keislaman Mu’awiyah bin Abi Sufyân. Tetapi mereka berselisih waktu keislamannya. Imam an-Nawawi dan Ibnu al-Qayyimmenetapkan Mu’awiyah termasuk yang masuk Islam setelah penaklukan Makkah pada tahun kedepalan Hijriyah.
Sedangkan Abu Nu’aim al-Ashbahani dan adz-Dzahabi menjelaskan menjelang penaklukan kota Mekkah (fathu Makkah). Perselisihan ini bersumber dari keadaan beliau yang menyembunyikan keislamannya, sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu Sa’ad dalam kitab Thabaqat (1/131).
Adapun Imam adz-Dzahabi secara pasti menyatakan, Mu’awiyah masuk islam sebelum bapaknya dalam Umrah Qadha`. Dia merasa takut terhadap bapaknya untuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Meski demikian, perselisihan pendapat ini tidak bisa dijadikan alasan untuk mencela Mu’awiyah, dan tidak mengurangi keutamaannya sebagai sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
MENJADI PENULIS WAHYU
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat para penulis wahyu dari kalangan Shahabat terkemuka, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah, Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhum.
Ketika ayat turun, maka beliau menyuruh mereka untuk menulisnya, dan menunjukkan di mana posisi ayat tersebut dalam surat, sehingga penulisan wahyu di atas lembaran tersebut menguatkan hafalan yang ada di dada.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
لاَاَشْبَغَ اللهُ بَطْنَهُ . يَعِنِى مُعَاوِيَةُ
“Semoga Allah tidak akan mengenyangkan perutnya, yakni perut Mu’awiayh.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi di dalam kitab Musnad-nya (2746), ia memberitahukan, “Saya mendapatkan hadits dari Hisyam dan Abu Awanah dari Abu Hamzah Al-Qashlab, dari Ibnu Abbas : “Rasulullah memanggil Mu’awiyah untuk menuliskannya (Alqur’an)”.
Lalu ada yang berkata kepada beliau, “Dia sedang makan.” Kemudian memanggilnya untuk kedua kalinya. Tetapi orang itu juga berkata, “Dia sedang makan.” Lalu Rasulullah bersabda: (kemudian perawi menyebutkan hadits di atas).”
Hal ini dijelaskan pula oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu :
كَانَ الْمُسْلِمُونَ لاَ يَنْظُرُونَ إِلَى أَبِى سُفْيَانَ وَلاَ يُقَاعِدُونَهُ فَقَالَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَا نَبِىَّ اللَّهِ ثَلاَثٌ أَعْطِنِيهِنَّ قَالَ « نَعَمْ ». قَالَ عِنْدِى أَحْسَنُ الْعَرَبِ وَأَجْمَلُهُ أُمُّ حَبِيبَةَ بِنْتُ أَبِى سُفْيَانَ أُزَوِّجُكَهَا قَالَ « نَعَمْ ». قَالَ وَمُعَاوِيَةُ تَجْعَلُهُ كَاتِبًا بَيْنَ يَدَيْكَ. قَالَ « نَعَمْ ». قَالَ وَتُؤَمِّرُنِى حَتَّى أُقَاتِلَ الْكُفَّارَ كَمَا كُنْتُ أُقَاتِلُ الْمُسْلِمِينَ. قَالَ « نَعَمْ
Kaum Muslimin tidak memandang dan berkumpul dengan Abu Sufyân, lalu Abu Sufyan berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai, Nabi Allah! Berikanlah kepadaku tiga perkara”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Iya”.
Abu Sufyân berkata: “Aku memiliki perempuan Arab yang terbagus dan tercantik, Ummu Habibah bintu Abi Sufyan. Aku menikahkannya denganmu”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Iya”.
Abu Sufyân berkata: “Mu’awiyah engkau jadikan sebagai juru tulismu”. Beliau menjawab: “Iya”.
Abi Sufyân pun berkata: “Perintahkanlah kepadaku hingga aku memerangi orang-orang kafir sebagaimana dahulu aku memerangi kaum Muslimin”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Iya”. [HR Muslim, no. 2501].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya menjadi penulisnya karena kepandaian dan amanahnya”.
DOA RASULULLAH UNTUK SAHABAT MUAWIYAH
Mu’awiyah mendapatkan doa dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ هَادِياً، مَهْدِيّاً، وَاهْدِ بِهِ
“Ya, Allâh! Jadikanlah ia menjadi orang yang mendapatkan petunjuk dan memberikan petunjuk, dan berilah petunjuk dengannya. [HR at-Tirmidzi dan dishahîhkan al-Albani dalam al-Misykah, no. 623 dan Silsilah ash-Shahîhah, no. 1969].
JIHAD YANG DI IKUTINYA PADA MASA RASULULLAH
Mu’awiyah ikut serta dalam jihad bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti sebagian peperangan tersebut. Diantaranya perang Hunain dan ath-Thaif.
***
Referensi bacaan : artikel seputar sahabat muawiyah radhiyallahu’anhu dalam website https://abuzahrahanifa.wordpress.com/